Surabaya Rawan Penculikan Anak, Ini Tips dari Risma

Konten Media Partner
19 Februari 2018 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tri Risma di acara Ngebuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Risma di acara Ngebuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) - Maraknya informasi kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya, khususnya para orang tua, agar lebih waspada terhadap aksi kejahatan yang saat ini sedang marak.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini Risma membagi tips kepada orang tua agar terhindar dari kejahatan penculikan anak. Di antaranya yakni kalau ada di rumah, agar pintu dan pagar selalu ditutup dan terkunci rapat.
“Pantau terus anak sudah pulang sekolah atau belum. Terutama putra-putrinya yang dipegangi gadget atau HP, tolong diawasi," kata Risma, Senin (19/02/18).
Kedua, apabila menggunakan kendaraan bersama dengan anak dan tiba-tiba terjadi seperti ban bocor atau kendaraan ditabrak orang, maka anak-anak jangan sampai terlepas dari pengawasan. Karena itu kondisi yang dicari atau dimanfaatkan oleh para penjahat.
“Jangan sampai membiarkan ada orang lain yang membantu menyelamatkan dengan menggendong anak kita. Karena banyak kejadian anak yang langsung dibawa kabur,” paparnya.
Ketika sedang berjalan-jalan di luar rumah, lanjut Risma, usahakan untuk selalu menggandeng atau menggendong anak.
ADVERTISEMENT
"Jangan biarkan anak kita berjalan sendirian, ini akan lebih memudahkan penculik," imbuhnya.
Di samping itu, wali kota yang akrab dipanggil Bu Risma ini juga berpesan kepada masyarakat agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar, mengingat predator anak masih bebas berkeliaran dimanapun.
“Predator anak ada di mana-mana, mungkin saat ini juga bisa ada di sekitar kita,” ungkapnya.
Menurutnya, fenomena yang terjadi tidak hanya kasus penculikan. Namun, sang penculik juga mencoba untuk menyakiti anak-anak. Risma juga berpesan, ketika masyarakat melihat ada anak yang sedang menangis atau ketakutan bersama orang dewasa, supaya masyarakat lebih peka untuk ditanyakan apa yang terjadi.
Risma menambahkan bahwa anak yang masih menempuh pendidikan SD ataupun SMP dengan usia di bawah 18 tahun masih tergolong anak-anak dan masih perlu dijaga. Menurutnya, menjaga anak-anak sama dengan menjaga titipan Tuhan. Jangan sampai anak-anak hancur, sebab kalau anak-anak hancur maka negara ini juga akan hancur.
ADVERTISEMENT
”Jadi harus dijaga putra-putri kita, untuk masa depan negara ini,” pungkasnya. [rif/but]