TKD Jatim: ‘Gusti Allah Mboten Sare’, Rakyat Yakin Bersama Jokowi

Konten Media Partner
18 Januari 2019 13:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) -Pernyataan Capres Prabowo Subianto terkait isu korupsi dalam debat perdana pada Kamis (17/1/2019) malam tak mendidik generasi muda. Prabowo dinilai cenderung mengabaikan permasalahan korupsi. Hal ini dikatakan Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pemenangan Jokowi dan KH Ma’ruf Amin. Di depan jutaan rakyat Indonesia yang menonton melalui televisi, termasuk generasi muda, Prabowo dinilai menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi yang setengah hati. Seharusnya seorang pemimpin memberi edukasi politik yang baik kepada warga, terutama kaum muda sebagai tunas bangsa dan calon pemimpin di masa depan. “Pernyataan Pak Prabowo ‘mungkin korupsinya enggak seberapa’ bisa dimaknai sebagai sikap permisif terhadap korupsi. Padahal, korupsi berapa pun nilainya, tidak boleh dilakukan karena itu merampas hak warga negara untuk hidup sejahtera,” tegas Machfud, mantan Kapolda Jatim ini. “Saya membayangkan, di depan televisi tadi malam, ada pelajar SMA tanya ke ibunya, ‘Ibu, berarti korupsi kalau enggak besar tidak apa-apa ya? Apa boleh saya mengambil uang kegiatan OSIS?’ Pernyataan itu sangat destruktif,” imbuhnya. Pernyataan Prabowo tersebut muncul dalam debat ketika permasalahan tentang keberadaan sejumlah caleg Partai Gerindra yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Selain sikap yang dinilai menunjukkan sinyal permisif terhadap korupsi, Machfud juga menyoroti pernyataan Prabowo tentang Presiden sebagai Chief of Law Enforcement. “Itu sangat berbahaya, karena eksekutif bisa mengintervensi lembaga hukum. Artinya, lembaga hukum hanya berpotensi menjadi alat kekuasaan untuk melanggengkan rezimnya sekaligus memberantas musuh-musuh politiknya,” ujarnya. Pernyataan chief of law enforcement tersebut juga memberi gambaran betapa menakutkannya kekuasaan, jika Prabowo menjadi presiden. “Sistem hukum bisa diintervensi, bahkan hakim dan jaksa bisa dipecati jika tak menurut pada eksekutif. Ini berbahaya,” jelasnya. TKD Jatim bersyukur dengan pelaksanaan debat perdana yang memberi gambaran terang benderang kepada masyarakat Indonesia tentang siapa calon presiden yang paling layak memimpin Indonesia. Capres Prabowo yang terlihat agresif menyerang, lanjut dia, dinilai termakan pernyataannya sendiri tentang sejumlah aksi pendukungnya yang justru menebar kebohongan, seperti dalam kasus Ratna Sarumpaet. “Gusti Allah mboten sare. Difitnah terus, dihujani hoaks tiap hari, tapi tadi malam Allah menunjukkan kualitas dan ketulusan kepemimpinan. Rakyat bisa menilai, rakyat akan semakin yakin berjalan bersama Pak Jokowi,” pungkas Machfud. (tok/kun)
ADVERTISEMENT