Trek Lari Baru di Perkebunan Banyuwangi

Konten Media Partner
25 Juni 2019 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trek Lari Baru di Perkebunan Banyuwangi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) – Event sporttourism Banyuwangi Gombengsari Plantation Run 2019 berlangsung meriah. Kompetisi lari yang menyuguhkan trek perkebunan ini diikuti ribuan pelajar.
ADVERTISEMENT
Mengambil start di kawasan wana wisata Sumbermanis, Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, ribuan peserta ini menempuh jarak lima kilometer dengan rute yang menantang. Menembus hutan Gombengsari, mereka menyusuri rapatnya rerimbunan pohon mahoni dan pinus.
Track yang harus dilalui naik turun, terjal, berbatu, terkadang licin, becek, dan terhalang akar pohon. Namun udara yang sejuk sangat membantu peserta menjaga staminanya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, kompetisi lari ini dibuat untuk merespon keinginan kaum milenial. “Ini bagian dari respon kita terhadap keinginan milenial. Mereka menyukai dua hal. Pertama olahraga, dan kedua budaya. Karena itu kita gelar beberapa kegiatan berbasis budaya dan alam. Salah satunya Gombengsari Plantation Run ini,” ujar Anas, Senin (24/2019).
ADVERTISEMENT
Selain menarik dari segi tempat, event ini juga mengakomodir potensi lokal. Gombengsari memiliki potensi lokal yang kuat. Selain alamnya yang indah, Gombengsari juga terkenal dengan kopi dam susu kambing ettawa.
“Berbekal potensi yang kami miliki, Banyuwangi terus menggarap sporttourisme, olahraga berbalut pariwisata dengan memanfaatkan kekayaan alam kami. Tahun ini ada 12 event sporttourisme, antara lain yang akan dihelat dalam waktu dekat adalah Durian Cycling, Savana duathlon, hingga Tour de Ijen,” kata Anas.
Menurut Anas, Gombengsari bisa menerapkan pariwisata berbasis rakyat dan kearifan lokal. Ini akan lebih kuat jika dibanding wisata buatan yang kadang memaksakan apa yang tidak sesuai dengan tradisi atau pengembangan masyarakat di tingkat lokal.
“Kami akan dorong halal friendly tourism yang berbasis plantation tumbuh di tempat ini. Saya senang datang ke sini. Pengembangan kerajinannya juga luar biasa,” kata Anas.
ADVERTISEMENT
Selain lokaso ini, masih ada lagi trek lari yang menyuguhkan pemandangan alam di Banyuwangi. Antara lain, Banyuwangi Ijen Green Run, arena lari di Perkebunan Kakao, Glenmore hingga Mandiri Marathon.
Sementara itu, pada Banyuwangi Gombengsari Plantation Run 2019 ini terdiri dari kategori pelajar SD, SMP dan SMA. Selain itu juga ada kategori umum yang ikut memeriahkan kompetisi ini.
Untuk juara kategori SD putra diraih Rizki Sugiarto dari SDN Bakungan Glagah. Juara SD putri, Dwi Ainun R dari SDN 2 Gumirih, Singojuruh. Di kategori SMP putra diraih Wahyu Hidayat dari SMP 2 Genteng, dan Innes Aditya dari SMP 2 Banyuwangi di kategori putri.
Kategori SMA putra dijuarai oleh Anggi F dari SMA Muhamadiyah 2 dan Ernofian dari SMA 2 Genteng di kategori putri. Juara kategori umum putra diraih oleh Buang dari Kecamatan Kalipuro. Di kategori putri juara diraih Sarah Adnanova, peserta Bea Siswa Budaya Indonesia (BSBI) asal Cekoslowakia.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak menyangka bisa menjadi pemenang. Saya lihat tadi semuanya berlari dengan kencang, terutama anak-anak. Treknya asik, menantang. Ini pengalaman seru bagi peserta seperti saya, menjajal kompetisi lari di negeri orang,” kata Sarah.
Rasa senang juga diungkapkan oleh Wahyu Hidayat, juara 1 di kategori SMP putra. “Saya memang rutin berlatih lari. Namun di Gombengsari ini tantangan tersendiri buat saya yang biasa berlatih di jalan aspal. Syukur bisa menang juga di trek pegunungan,” ungkapnya. [rin/suf]