Artis Jadi Gubernur, Antara Aji Mumpung dan Jual Ketenaran

Anak Negeri
Tegakkan Keadilan, Demi Indonesia Damai
Konten dari Pengguna
6 Maret 2018 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anak Negeri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak berjiwa pemimpin  (Foto: thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Anak berjiwa pemimpin (Foto: thinkstock )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena banyaknya artis yang mendadak pengen jadi pejabat memang kian meresahkan. Bukan tanpa alasan, sebagian besar dari mereka berhasil duduk menjadi pejabat tak lain karena “memanfaatkan” popularitasnya demi mengejar jabatan secara instan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya tentu saja mengkhawatirkan, dengan kapasitas yang tidak mumpuni, otomatis urusan pemerintahan pun menjadi asal - asalan, dan tidak sedikit dari mereka yang berakhir tragis, mulai dari blunder saat menjalani prosedur keprotokoleran, ketidakpahaman fungsi dan peran mereka saat diwawancara oleh wartawan, hingga ada yang terjerat kasus korupsi.
Kebanyakan, artis mendadak jadi pejabat ini tidak memahami peran dan fungsinya sebagai pejabat negara. Akibatnya, penyelenggaraan pemerintahan jadi terbengkalai, hingga ada yang memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri.
Malah yang lebih parahnya lagi, saat menjabat sebagai pejabat pun, banyak diantara para artis ini yang tidak meninggalkan aktifitas keartisannya. Banyak dari mereka yang masih menerima job sebagai bintang iklan, pemain sinetron, job bernyanyi, diluar aktifitas mereka dalam mengelola pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Padahal, fenomena pejabat negara yang tetap menerima job iklan ini dinilai sebagai pelanggaran terhadap etika publik. Sebagai pejabat negara, seharusnya fokus melayani rakyat dan mengurusi pemerintahan, bukannya nampang di publik sebagai bintang iklan.
"Ada dua hal yang harus dilihat dari masalah ini, yang pertama mengenai aspek hukum dan etika publik atau azas kepatutan. Saya rasa media harus mulai mewacanakan ini, apakat patut seorang pejabat publik menjadi bintang iklan? Nah ini juga harus dilihat dari pejabat publik itu yang berasal dari artis. Ini fenomena baru di Indonesia," kata Pengamat Politik Unpad Dede Mariana saat dihubungi wartawan via telepon terkait fenomena wakil Gubernur Jawa Barat jadi bintang iklan pada tahun 2008 lalu.
ADVERTISEMENT
Hal penting yang seharusnya dipahami oleh rakyat yang kelak akan menghadapi Pilkada 2018 serentak nanti, menjadi Gubernur itu tidak SEMUDAH MAIN SINETRON. Dunia politik bukanlah dunia sandiwara dan kepura - puraan. Didepan kamera kita bisa berakting demi memukau para penonton, tapi di depan rakyat, mengelola PEMERINTAHAN itu bukanlah KEPURA – PURAAN, tapi itu adalah menyangkut hajat hidup orang banyak yang kelak akan dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itulah, BIJAKLAH kita sebagai PEMILIH, berfikirlah CERDAS dalam memilih calon pemimpin kita kelak. Karena memilih KEPEMIMPINAN dan PENGELOLAAN PEMERINTAHAN itu bukan tentang penampilan didepan layar, tapi tentang kehidupan jutaan rakyat yang kelak akan ditanggung jawabinya.
#AsliSunda #AsliJabar