Surat Remaja yang Bercerita tentang Penebangan Hutan dan Dobson Unit

Konten dari Pengguna
19 April 2017 14:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berthold Berty Sinaulan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hutan terbakar (Foto: Pixabay)
Tahukah Anda kepanjangan dan singkatan DU yang ada hubungannya dengan lingkungan hidup, khususnya lapisan atmosfer bumi? Belum tahu? Baiklah, ini kepanjangannya, DU adalah singkatan dari Dobson Unit. Sudah mengerti? Belum juga?
ADVERTISEMENT
Ternyata siswa SMP lebih tahu dan paham mengenai hal itu. Paling tidak itulah yang ditunjukkan Shaquilla Rahmadina, pelajar SMP dari Sekolah Mentari Bintaro, Tangerang Selatan, yang memenangkan Lomba Menulis Surat Remaja Nasional (LMSRN) 2017 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam final lomba yang diadakan di Jakarta pada 17-18 April 2017.
Dalam babak final itu, ada 6 peserta yang berhasil lolos menyisihkan lebih 450 peserta dari seluruh Indonesia yang mengikuti lomba tersebut. Surat yang ditulis Shaquilla selanjutnya akan diikutsertakan dalam lomba tingkat dunia yang diadakan di Markas Besar Universal Postal Union (UPU) atau Uni Pos Sedunia di Bern, Swiss.
Dewan juri yang terdiri dari Abdussyukur (PT Pos Indonesia), Harlina Indijati (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa/BPPB, Kemendkbud), Donny Setiawan (BPPB, Kemendikbud), Dad Murniah (BPPB, Kemendikbud), Rachmat Irwansyah (The United Nations/PBB), Rizma Angga Puspita (SEAMEO Qitep in Language, Kemendikbud), Berthold Sinaulan (Penulis), dan Christie Damayanti (Penulis), sangat kagum dengan pengetahuan yang dimiliki Shaquilla dalam menulis surat tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengambil tema tentang lingkungan hidup dan lebih khusus lagi tentang semakin parahnya iklim yang antara juga diakibatkan penebangan hutan yang sembarangan, Shaquilla bahkan mampu menyusun suratnya seolah gadis itu memang adalah penasihat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB.
Dalam lomba tersebut, para peserta memsnh diminta menuliskan pandangan atau saran yang akan disampaikannya kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, dalam kedudukan mereka sebagai Penasihat Sekjen PBB tersebut.
Peserta lomba yang maksimal berusia 15 tahun, diminta untuk menuliskan hal paling mendesak apa yang mereka anggap harus menjadi prioritas bagi Sekjen PBB dan solusi apa yang mereka dapat usulkan untuk mengatasi masalah prioritas tersebut.
Maka, Shaquilla pun menulis tentang makin maraknya penebangan hutan di mana-mana. Dia bahkan memberikan contoh bagaimana lapisan ozone yang penting bagi kehidupan manusia, semakin lama semakin tipis.
ADVERTISEMENT
Bila pada 1979 masih tercatat 220 DU, maka pada 2016 tinggal tersisa 114 DU. Setelah mencoba mencari tahu, akhirnya para juri pun tahu apa itu DU.
Penamaan DU diambil dari nama Gordon Dobson, seorang peneliti di Universitas Oxford yang pada 1920 membangun instrumen pertama yang mengukur jumlah ozon dari tanah, memanfaatkan prisma ganda monokromator untuk mengukur penyerapan diferensial dari band yang berbeda dari matahari ultraviolet radiasi oleh lapisan ozon.
ADVERTISEMENT
Shaquilla juga menuliskan betapa pentingnya untuk segera menghentikan penebangan hutan, terutama penebangan yang semena-mena hanya untuk membuka lahan untuk pertanian atau lahan untuk pembangunan, serta penebangan liar yang marak terjadi di mana-mana.
Dia mengatakan hutan hujan tropis merupakan paru-paru dunia. Sayangnya masih sering terjadi perusakan dan penebangan pohon secara liar. Untuk itu dia menyarankan prinsip-prinsip yang dia namakan “Three for Trees” atau tiga (prinsip) untuk pepohonan.
Ketiga prinsip itu adalah regulasi dan kebijakan yang tegas untuk mengatasi pembukaan lahan baru dan penebangan liar. Lalu perlu juga upaya-upaya untuk mempertahakan keberadan hutan, serta perlunya mengembangkan sistem pertahanan dengan menanam kembali pohon-pohon di kawasan yang telah gundul.
Surat Shaquilla itu akhirnya dinilai yang memiliki bobot isi paling kuat dibandingkan finalis lainnya. Sementara urutan pemenang berikutnya adalah pemenang kedua diraih Chrisya Nathalie Kalangi dari SMP Kristen Eben Haezer I Manado, dan pemenang ketiga diraih oleh Nafisa Ariyono yang merupakan teman satu sekolah Shaquilla.
ADVERTISEMENT
Tiga finalis lainnya memperoleh hadiah juara harapan satu sampai tiga, berturut-turut adalah Lorna Gabriella Tamara Priscott dari Mondial Junior High School Semarang, Sultansyah Reza Abdillah yang merupakan teman satu sekolah Lorna, dan Helena Aurellia dari SMA Al Ma’soem Sumedang.
Mereka memperoleh hadiah yang diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) PPI, Prof. Dr. Ahmad M. Ramli. Dalam sambutannya, Dirjen PPI mengharapkan agar kegiatan menulis surat terus dikembangkan di kalangan anak-anak dan remaja.
Menulis surat, menurut Dirjen PPI tetap penting dilakukan, karena menjadi pelajaran dan sekaligus latihan bagi remaja untuk mengungkapkan ide mereka secara baik dan teratur.
Dirjen PPI juga mengungkapkan bahwa sebagai Dirjen baru di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, dia dan jajarannya akan terus mendorong kegiatan menulis dan berkirim surat, bahkan memanfaatkan kembali saling berkirim surat dengan kartu pos atau amplop yang dibubuhi prangko dan dikirimkan melalui kantor pos.
ADVERTISEMENT
“Mari kita biasakan lagi menulis surat dan mengirimnya melalui kantor pos dengan prangko,” tuturnya.
(Foto: Kementerian Komunikasi dan Informatika)