Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Pasar Saham di Indonesia

Bilal Abdul mukti
Mahasiswa ITB AHMAD DAHLAN
Konten dari Pengguna
23 November 2021 18:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bilal Abdul mukti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Negara-negara di dunia kini sedang dihadapkan pada tantangan besar penanganan wabah virus Corona yang secara resmi diidentifikasi oleh WHO sebagai Corona Virus Desease-19 atau disingkat COVID-19. Pandemi yang bermula dari kota Wuhan Cina ini telah mengakibatkan global shock karena memang dalam beberapa dekade terakhir kita belum pernah mengalami serangan wabah virus dengan tingkat dan tingkat penularan begitu cepat serta masif seperti virus corona ini.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kasus kematian pertama karena COVID-19 terjadi pada Maret 2020, setelahnya muncul korban-korban baru; baik yang positif COVID-19, maupun PDP (pasien dalam pengawasan), dan ODP (orang dalam pengawasan). Hingga saat ini jumlah pasien yang positif terus meningkat. Pandemi tersebut menyebabkan Badan Moneter Internasional (IMF) memperkirakan akan terjadi perlambatan ekonomi global.
Saat ini pandemi Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia. Penyebaran penyakit menular ini tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kehidupan masyarakat, namun juga kesehatan perekonomian. Kondisi ini turut mempengaruhi pasar saham dunia, termasuk Indonesia.
Awalnya ini tidak mempengaruhi pasar saham, akan tetapi karena lebih banyak korban dikonfirmasi, pasar saham bereaksi negatif. Hal ini juga menyebabkan harga pada pasar saham anjlok, apalagi setelah WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi dan menimbulkan dampak negatif pengembalian abnormal.
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kemunculan COVID-19 ini membuat kepanikan pada pasar saham. Dalam situasi pandemi saat ini menunjukkan bahwa pasar saham diseluruh dunia mengalami pelemahan yang cepat dan terjadinya abnormal return yang negatif, menegaskan sentimen investor yang pesimis. Dibandingkan sektor industri, Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang relatif positif bagi industri kesehatan serta telekomunikasi, namun berdampak negatif pada energi dan transportasi yang menyebabkan harga saham tersebut anjlok.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia juga mempengaruhi pasar modal dan mengakibatkan perubahan pada waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan ini merupakan sinyal negatif yang menyebabkan investor menjadi lebih tertarik untuk menjual kepemilikan sahamnya. Kondisi pandemi COVID-19 juga mempengaruhi dinamika pasar saham yang menyebabkan saham di seluruh dunia mengalami penurunan, dan meningkatnya efisiensi di pasar saham. Faktor penyebab saham turun yang membuat para investor akhirnya memutuskan menjualnya, sebab masifnya penyebaran virus corona.
Harga saham pada pasar bursa hingga saat ini masih akan dibayangi perkembangan penyebaran COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan dari dalam negeri. Gejolak ekonomi yang terkait dengan pandemi COVID-19 telah berdampak luas dan parah pada pasar keuangan, pasar saham, obligasi, dan komoditas. Merujuk pada Goodell (2020), dampak tersebut terjadi karena adanya tambahan biaya terkait pandemi; mulai dari perawatan kesehatan, pengendalian pandemi, masalah produktivitas kerja, aktivitas ekonomi, investasi asing, dan pariwisata.
ADVERTISEMENT
Informasi mengenai kinerja pasar saham diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham yang mencerminkan kinerja saham—saham di pasar. Indeks ini menggambarkan pergerakan harga—harga saham sehingga disebut juga indeks harga saham. Adapun perlunya mengetahui indeks saham yaitu; sebagai acuan investasi bagi investor, membantu para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham, serta untuk menghindari bias akibat corporate action.
Investor dapat menginvestasikan dana dengan terlebih dahulu melakukan analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan melakukan top down analysis yaitu menganalisis mulai dari faktor—faktor makro ekonomi, kemudian analisis industri, hingga pada akhirnya menganalisis individu perusahaan. Sedangkan analisis teknikal dapat dilakukan dengan cara memprediksi harga saham yang akan datang dengan memperhatikan pergerakan saham dan kemudian mengambil kesimpulan kecenderungan gerakan harga naik atau turun di waktu yang akan datang untuk menentukan waktu beli atau waktu jual. Dalam kondisi pandemi Covid-19, investor harus berhati-hati dalam berinvestasi karena pada umumnya bursa saham di seluruh dunia mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Tips dari Lo Kheng Hong jika kita ingin memulai investasi saham “Belilah saham pada saat pandemi karena harga saham sedang turun, tentu dari perusahaan yang bagus agar setelah pandemi ini usai dan vaksin mulai didisrtibusikan maka harga saham tersebut akan berangsung naik” ungkapnya dalam diskusi Capital Market Summit & Expo 2020.