Mereka, para Pemain yang Pernah "Menghilang" seperti Setya Novanto

17 November 2017 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Setya Novanto (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Setya Novanto (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini kita disibukkan dengan berita menghilangnya sosok Setya Novanto (Setnov) dari kejaran KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Entah kebetulan atau tidak, Setnov tiba-tiba tak ada di rumahnya saat dijemput oleh KPK, Rabu (15/11) lalu.
ADVERTISEMENT
Jika mau dikait-kaitkan, kasus serupa ternyata juga pernah terjadi di sepak bola. Di mana pemain yang dicari-dicari dan ditunggu-tunggu, justru "menghilang" pada laga penting.
Jika kesaktian Setnov adalah menghilangkan apapun --termasuk dirinya sendiri, maka para pemain yang dimaksud jadi kebalikannya. Kesaktian mereka justru hilang saat dibutuhkan.
Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum para pemain yang "menghilang" seperti seorang, Setya Novanto.
Paulo Dybala (Final Liga Champions 2016)
Jika melihat jumlah gol, kontribusi Paulo Dybala memang kalah dibanding Gonzalo Higuain yang mencatatkan delapan gol bagi Juventus di ajang Liga Champions termutakhir. Tapi, apabila mengacu keberhasilan Juve menyingkirkan Barcelona yang adidaya, Dybala adalah aktornya.
Dybala jadi pahlawan saat berhasil mengukir brace ke gawang El Barca di leg pertama. pegerakan tanpa bola dan finishing yang mumpuni adalah rahasia kesuksesan eks-pemain Palermo itu dalam melumpuhkan Andres Iniesta dan kawan-kawan.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu saja kontribusi Dybala. Di ajang Serie A, dirinya sukses mengemas 11 gol dan 7 assist yang membawa La Vecchia Signora merengkuh Scudetto untuk keenam kalinya secara beruntun.
Praktis Dybala jadi tumpuan saat Juve meladeni Real Madrid di final Liga Champions. Tapi apa? Dybala tampil amat mengecewakan pada pertandingan tersebut.
Alih-alih mencetak gol, intensitas Dybala mengancam gawang Madrid nihil. Dirinya juga tercatat menjadi pemain yang paling banyak kehilangan bola di laga tersebut sebanyak enam kali. Alhasil, Dybala pun ditarik keluar di menit 78 dan Juve keok 1-4 di akhir laga.
Paulo Dybala tak berkutik di hadapan Madrid. (Foto: REUTERS/ Carl Recine Livepic)
zoom-in-whitePerbesar
Paulo Dybala tak berkutik di hadapan Madrid. (Foto: REUTERS/ Carl Recine Livepic)
Cristiano Ronaldo (La Liga 2017/2018)
Selebrasi ikonik Cristiano Ronaldo di Piala Super Spanyol kontra Barcelona berandil besar dalam larangan bertanding yang kemudian diterimanya. Ya, saat itu Ronaldo sukses menjebol gawang El Barca, tapi di sisi lain dirinya juga harus diusir wasit setelah mendapatkan kartu kuning kedua karena melakukan diving.
ADVERTISEMENT
Memang Madrid kembali menundukkan Barcelona di leg kedua kendati tanpa Ronaldo, namun tak demikian dengan hasil mereka di ajang La Liga. Empat laga dilalui, hanya dua kemenangan yang mereka raih, sedangkan sisanya cuma berbuah satu angka.
Oleh karena itu, kehadiran Ronaldo amat dinanti saat Los Blancos kala mereka menjamu Real Betis di pekan kelima. Namun diluar prediksi, Ronaldo "menghilang" di laga tersebut.
Ronaldo di laga melawan Girona. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo di laga melawan Girona. (Foto: Reuters/Albert Gea)
Pemain berjuluk CR7 itu tak mampu mencetak gol dari 12 percobaan tembakan yang dilepaskannya. Imbasnya, Madrid pun dipermalukan di depan para pendukungnya usai takluk 0-1 lewat gol semata wayang Antonio Sanabria.
Antoine Griezmann (Final Piala Eropa 2016)
Sejuta harapan tuan rumah Prancis digantungkan pada pundak Antoine Griezmann di babak final Piala Eropa 2016 lalu. Wajar saja, penyerang berusia 26 tahun itu sudah mengemas enam gol sebelum bersua dengan Portugal di partai puncak --yang berujung pada gelar top-skorer turnamen.
ADVERTISEMENT
Tapi, harapan tak selalu berjalan beriringan dengan kenyataan. Penampilan Griezmann mengecewakan. Empat tembakan berhasil dibuat namun hanya setengahnya yang mengenai sasaran. Didier Deschamps kemudian bereaksi dengan memasukkan Kingsley Coman, André-Pierre Gignac, dan Anthony Martial demi membantu Griezmann.
Tapi siasat itu berakhir mubazir, sebab Portugal yang akhirnya jadi juara lewat gol tunggal Eder. Griezmann memang menjadi pemain terbaik turnamen, tapi tentu saja runner-up bukan posisi yang diharapkan Prancis dan Griezmann sendiri.
Griezmann gagal bawa Prancis juara Piala Eropa. (Foto: Fred Lancelot/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Griezmann gagal bawa Prancis juara Piala Eropa. (Foto: Fred Lancelot/REUTERS)
Lionel Messi (Final Piala Dunia 2014)
Sudah menjadi rahasia umum jika tuah kehebatan Lionel Messi tak manjur saat dirinya berseragam Tim Nasional (timnas) Argentina. Salah satu bukti yang palih sahih adalah kegagalannya di final Piala Dunia 2014 lalu. Awalnya La Pulga tampil meyakinkan dengan selalu mencetak gol di babak penyisihan.
ADVERTISEMENT
Kendati tak mampu membuat gol di fase gugur, kontribusi Messi tetap diharapkan saat berhadapan dengan Jerman di partai pamungkas. Betapa tidak, setahun sebelumnya Messi dianugerahi Ballon D'or untuk kelima kalinya.
Messi pada laga bersama Argentina. (Foto: Maxim Shemetov/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Messi pada laga bersama Argentina. (Foto: Maxim Shemetov/Reuters)
Harapan tinggal harapan karena Messi tak berkutik di hadapan Jerman. Bahkan, di laga tersebut Messi tak mampu mengukir shoot on target ke gawang Manuel Neuer, cukup jadi bukti Messi "raib" di laga yang super penting dalam kariernya.
Franck Ribery (Final Liga Champions 2012)
Bisa dikatakan, musim 2011/2012 adalah puncak Franck Ribery bersama Bayern Muenchen. Di ajang Bundesliga, pemain yang dibeli dari Olympique Marseille itu sukses mengemas 12 gol dan 12 assist yang menjadi torehan terbaiknya hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan performa di kancah domestik, Ribery juga berhasil membawa Die Roten melangkah hingga partai puncak Liga Champions di edisi yang sama. Lima assist dikantonginya sebelum berhadapan dengan Chelsea di babak final.
Berbekal catatan mentereng tersebut, praktis ekspektasi terhadap Ribery makin besar pula. Sayang semua itu menguap di hadapan Didier Drogba dan kawan-kawan.
Ribery mengalami cedera LCL. (Foto: Reuters/Axel Schmidt)
zoom-in-whitePerbesar
Ribery mengalami cedera LCL. (Foto: Reuters/Axel Schmidt)
Ribery memang sempat mencetak gol ke gawang Petr Cech, namun wasit menganulirnya karena dirinya lebih dulu berada dalam posisi offside. Lantas hanya itu saja yang dilakukan Ribery di laga tersebut, tak lebih.
Bahkan Ribery kemudian ditarik keluar di babak tambahan. Yang lebih menyakitkan lagi, Bayern kemudian kalah 4-5 melalui drama adu penalti.
ADVERTISEMENT