Real Madrid vs Sevilla: Skema Tiga Bek sebagai Alternatif Ideal Solari

18 Januari 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bek kiri Real Madrid, Marcelo Viera (kanan), berusaha melewati wing-back kanan Sevilla, Jesus Navas. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Bek kiri Real Madrid, Marcelo Viera (kanan), berusaha melewati wing-back kanan Sevilla, Jesus Navas. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
ADVERTISEMENT
Tiga gol bersarang ke gawang Thibaut Courtois pada laga yang dihelat di Ramos Sanchez Pizjuan 26 September lalu. Tiga gol yang memenangkan Sevilla atas Real Madrid, sekaligus memberikan kekalahan perdana untuk Los Blancos di La Liga edisi 2018/19.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu semua berubah. Performa Madrid jeblok karena cuma memetik sebiji kemenangan dalam enam pertandingan setelahnya. Satu laga lainnya berakhir imbang dan empat sisanya berujung kekalahan, termasuk aib kala takluk 1-5 dari Barcelona yang membuat Julen Lopetegui dipecat.
Madrid belum benar-benar bangkit seutuhnya. Santiago Solari sebagai pelatih anyar memang sempat memberikan pencerahan, tetapi konsistensi mereka kembali goyah. Hanya dua kemenangan yang mereka petik dalam lima laga terakhir di lintas ajang. Kekalahan dari Leganes pada leg kedua babak 16 besar Copa del Rey lalu jadi yang teraktual.
Gareth Bale, Karim Benzema, Toni Kroos, Marco Asensio, Mariano Diaz, dan Courtois tumbang karena cedera. Sampai di sini cukup dimengerti alasan atas menurunnya performa Madrid.
ADVERTISEMENT
Sabtu (19/1/2018) Madrid akan kembali bersua Sevilla pada gelaran La Liga pekan 20 di Santiago Bernabeu. Lantas, seberapa besar kans Madrid untuk melakukan revans?
Beda ekspresi pemain Madrid dan Sevilla. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Beda ekspresi pemain Madrid dan Sevilla. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
Kemungkinan Pakem Tiga Bek Madrid
Menariknya, Solari melakukan beberapa perubahan signifikan dalam dua laga terakhir. Mulai dari memasang Marcelo sebagai gelandang saat bersua Leganes dan memakai pakem tiga bek untuk pertama kalinya kala berhadapan dengan Real Betis pekan lalu.
Hasilnya tak spesial. Mereka keok dari Leganes 0-1. Beruntung, Madrid telah mengantongi kemenangan 3-1 di leg sebelumnya. Sementara, kemenangan atas Betis diraih dengan susah payah -- via gol tendangan bebas Dani Ceballos di pengujung laga.
Namun, secara garis besar, permainan Madrid menjadi lebih cair dengan perubahan format dasar 3-4-2-1 tersebut. Ketiadaan winger membuat Dani Carvajal dan Sergio Reguilon menjadi lebih leluasa untuk aktif dalam membantu serangan.
ADVERTISEMENT
Agresivitas keduanya juga memicu Luka Modric dan Vinicius Junior untuk bergerak dinamis, tak hanya terfokus di belakang Benzema sebagai penyerang tunggal. Buktinya, Modric sukses menyumbangkan satu gol yang sekaligus jadi lesakan perdananya di La Liga musim ini.
Para pemain Real Madrid merayakan gol Luka Modric ke gawang Eibar. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Real Madrid merayakan gol Luka Modric ke gawang Eibar. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
Bukan cuma sektor penyerang saja yang mendapat impak positif, tetapi juga barisan pertahanan mereka. Keberadaan tiga bek sejajar membuat trisula Betis kesulitan untuk menyentuh kotak penalti Madrid. Hanya dua tembakan yang mampu dilepaskan Joaquin dan kawan-kawan di kotak penalti mereka -- termasuk gol tunggal Sergio Canales.
Namun, Madrid mengalami kebuntuan saat Benzema ditarik keluar. Vinicius yang kemudian menggantikan perannya sebagai penyerang tak tampil maksimal. Ini yang berpotensi jadi masalah buat Madrid nanti. Semisal Benzema belum 100% fit, tak ada lagi pemain 'Nomor 9' yang bisa dipakai Solari.
ADVERTISEMENT
Padahal, pertahanan Sevilla terbilang oke di La Liga. Rata-rata kebobolan mereka hanya menyentuh angka 1,05 per laga, masih lebih baik ketimbang Madrid yang mencapai 1,26.
Sektor pertahanan memang jadi salah satu pangkal problem Madrid di musim ini. Total 7 gol dalam 5 pertandingan temutakhir di semua kompetisi jadi bukti sahih. Kelemahan paling kentara dalah buruknya Sergio Ramos cs. dalam mengantisipasi through pass dan bola lambung. Celah itulah yang berhasil dimanfaatkan Villarreal, Real Sociedad, dan Leganes.
Potensi Sevilla
Besar kans Sevilla untuk kembali menjungkalkan Madrid. Pertama, klub Andalusia itu selalu sukses keluar sebagai pemenang dalam dua duel terakhir versus Madrid.
Selain itu, mayoritas penggawa penting Sevilla relatif lebih bugar lantaran diistirahatkan oleh Pablo Machin saat berhadapan dengan Athletic Bilbao di leg kedua babak 16 Copa del Rey lalu. Bandingkan dengan Madrid yang cuma merotasi dua pemain non-reguler saat besua Leganes, yakni Isco, Álvaro Odriozola, dan Federico Valverde.
ADVERTISEMENT
Kokohnya lini tengah, demikian rahasia kekuatan Sevilla di bawah arahan Pablo Machin. Dengan format 3-5-2, artinya mereka memiliki area sentral yang cukup padat. Lebih dari sekadar mengikis serangan lawan, lini tengah Los Nervionenses juga kaya akan kreativitas.
Keberadaan gelandang imajinatif macam Ever Banega dan Franco Vazquez juga amat membantu tugas Pablo Sarabia sebagai penyerang lubang. Toleh saja Banega yang jadi pendulang umpan kunci tertinggi di Sevilla dengan rata-rata 2 pada tiap pertandingan. Sementara Vazquez sukses menyumbangkan 3 assist di La Liga sejauh ini. Jumlah tersebut hanya kalah dari Sarabia, Wissam Ben Yedder, dan Jesus Navas.
Aksi Andre Silva bersama Sevilla. (Foto: Christina QUICLER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Andre Silva bersama Sevilla. (Foto: Christina QUICLER / AFP)
Komposisi lini tengah yang kaya makin memaksimalkan agresivitas Sevilla dalam mode menyerang. Terlebih, Andre Silva yang berperan sebagai pemain 'Nomor 9' itu diutus bergerak dinamis ke sisi tepi, bergantian dengan Ben Yedder.
ADVERTISEMENT
Serangan bergerombol itulah yang mematikan Madrid di perjumpaan paruh pertama lalu. Skema itu terlihat pada gol pembuka yang dibuat Silva. Sebelum pemain yang dipinjam dari AC Milan itu mengoyak jala Courtois, terlihat ada tiga pemain lain yang berada di kotak penalti Madrid.
Untuk gol kedua Silva, diawali dari kesuksesan Sevilla dalam melancarkan serangan balik. Hal itu tak terlepas dari kemampuan itu tadi, dalam melancarkan serangan secara masif, yang kemudian memudahkan untuk menerapkan transisi dari bertahan ke menyerang. Sementara gol pemungkas yang dihasilkan Ben Yedder lahir dari buruknya koordinasi Madrid dalam mengantisipasi umpan lambung.
Luis Suarez dan Sergio Ramos bersitegang pada sebuah partai El Clasico. (Foto: Getty Images/Alex Caparros)
zoom-in-whitePerbesar
Luis Suarez dan Sergio Ramos bersitegang pada sebuah partai El Clasico. (Foto: Getty Images/Alex Caparros)
Memang kekalahan Madrid dari Sevilla saat itu masih berada dalam rezim Lopetegui. Namun, celah-celah yang terpapar kala itu masih belum mampu ditambal Solari hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, skema tiga bek bakal menjadi alternatif ideal bagi Madrid untuk membalas kekalahan mereka di perjumpaan sebelumnya. Selain bakal mengimbangi format tiga bek yang juga diusung Sevilla, kehadiran gelandang macam Casemiro, Modric, dan Ceballos bakal meredam lini tengah yang jadi titik terkuat Sevilla.