Poverty Porn : Eksploitasi Kemiskinan dalam Komoditas Pasar Media

bima pramudya
Mahasiswa universitas islam indonesia
Konten dari Pengguna
17 April 2022 9:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari bima pramudya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Riya Kumari/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Riya Kumari/Pexels
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian mendengar kata Poverty Porn?
Apa yang kalian ketahui tentang Poverty Porn?
ADVERTISEMENT
Poverty porn merupakan istilah yang berkaitan dengan eksploitasi kemiskinan oleh media. Banyak media memanfaatkan platformnya untuk membuat sebuah tayangan yang sering kali merepresentasikan kisah dari masyarakat miskin untuk dijadikan sebuah komoditas tayangan hiburan. Eksploitasi dalam konteks media ini merupakan pemanfaatan yang dilakukan oleh seseorang (perusahaan media) untuk menampilkan atau menceritakan kondisi kehidupan masyarakat miskin, yang di mana hal tersebut menjadi alat untuk mencari keuntungan agar menarik minat masyarakat untuk menonton dan mendapatkan sebuah rating bagus.
Sebagai contoh seperti tayangan yang sering kita lihat baik itu di media televisi atau media social (melalui platform youtube, instagram). Kebanyakan content dari media tersebut menampilkan beragam kisah pilu dari seseorang dengan segala kekurangannya, kemudian membingkai dengan usaha pantang menyerah dan kerja keras untuk keluar dari jurang kemiskinan. Oleh karena itu dalam tampilan video tersebut disajikan secara dramatis untuk mendapatkan rasa simpati dan empati dari orang lain dengan cara ikut menolong atau melakukan penggalangan dana. Walaupun tujuannya adalah untuk kemanusiaan, poverty porn dapat dikategorikan sebagai hal yang melanggar karena berkaitan dengan peraturan etika dalam kajian media yang dimana mengindikasikan sebagai bentuk eksploitasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 menjelaskan bahwasanya “Hak privasi merupakan hak terhadap kehidupan pribadi dan ruang pribadi dari subjek dan objek suatu program siaran yang tidak berkaitan dengan kepentingan public. Dalam konteks poverty porn, bisa disimpulkan bahwasanya suatu media meliput dengan cara ekspose sesuatu hal yang sifatnya pribadi menjadi lumrah untuk dilakukan. Penggambaran seorang anak atau lansia dengan tubuhnya yang kurus dan tulang rusuk yang menonjol, merepresentasikan penderitaan yang dialaminya. Fokus utama kenapa media menonjolkan sisi penderitaan tersebut karena cara yang dilakukan oleh media dengan eksploitasi kemiskinan, dapat mengambil simpati dan empati orang lain untuk membantu kemudian juga bisa menaikkan rating dari media agar menjadi lebih bagus.
Poverty porn merupakan suatu isu yang masih terjadi sampai saat ini. Negara berkembang merupakan negara yang menjadi tujuan dan sasaran media untuk meliput atau mengekspos terkait kemiskinan atau penderitaan social. Memang negara berkembang merupakan negara yang terbelakang yang di mana kebanyakan masyarakatnya masih memiliki kekurangan dalam segi apa pun dibandingkan dengan negara maju. Penilaian atau anggapan terkait negara berkembang sering dilihat melalui gambaran kelaparan, penderitaan, dan krisis yang terjadi. Media meliput tentang pentingnya membantu dengan menampilkan eksploitasi dalam kemiskinan yang diderita oleh masyarakat yang menjadi sasaran pengambilan gambar atau video. Poverty porn telah menjadi sebuah komoditas pasar yang di mana penderitaan yang dialami oleh orang – orang miskin dengan merendahkan individu dan stereotip negatif yang dialaminya menjadi keuntungan bagi pihak media.
ADVERTISEMENT
Menurut Melissa Anne dari University of Texas pernah menulis terkait “Poverty, porn, and the picture: exploring representations of exploitative media through the case of Oxam” yang menjelaskan kenapa fenomena atau peristiwa terkait poverty porn ini bisa terjadi. Menurut Melissa Anne fenomena poverty porn di media bisa terjadi sampai sekarang, karena dalam implementasinya berkaitan langsung dengan proses pemberitaan, yang dalam mempublikasikan sebuah berita bisa mendapatkan atensi atau perhatian public secara lebih luas dibanding mengangkat isu pemberitaan yang lain. Poverty porn yang memiliki atensi atau perhatian yang besar terkait pemberitaan, menjadikannya sebagai daya tarik utama untuk audiens merasakan rasa simpatinya kepada masyarakat miskin.