Membludaknya Mahasiswa Baru, PPMI Mesir Inginkan Mahasiswa Yang Berkualitas

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2022 1:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Soal Membludaknya Mahasiswa Baru di Mesir, PPMI Mesir Inginkan Mahasiswa Yang Berkualitas Bukan Hanya Kuantitas
ADVERTISEMENT
Belum ada titik terang dalam mengatasi membludaknya mahasiswa baru Indonesia di Mesir. Dalam hal ini, Presiden PPMI Mesir, Ahsanul Ulil Albab, khawatir kejadian lama akan terulang kembali, yaitu sebelum pemerintah Indonesia, melalui Kemenag, mengadakan seleksi mahasiwa ke Mesir.
“Saat itu, niat baik mengirim mahasiswa dengan tujuan belajar, disusupi oleh beberapa oknum yang datang untuk menjadi tenaga kerja dengan mengatasnamakan pendidikan. Selain itu, tidak sedikit mahasiswa yang belum siap menghadapi sistem belajar di al-Azhar yang menggunakan bahasa Arab, sehingga memiliki kendala dalam memahami pelajaran,” ujar Ahsan saat menjadi narasumber di Policy Talk yang diadakan Ditlitka PPI Dunia Komisi Timur Tengah, (6/8/2022).
Kekhawatiran Ahsan semakin terasa beberapa tahun terakhir saat mahasiswa baru Indonesia yang datang ke Mesir kian lama semakin melonjak. Di tahun 2018 saja, mahasiswa baru Indonesia menyentuh angka dua ribu orang. Belum lagi di tahun-tahun berikutnya mencapai dua ribu lima ratus lebih mahasiswa baru. Hal ini membuat jumlah mahasiswa yang tidak naik kelas semakin bertambah, akibat rendahnya kualitas para mahasiswa dalam menghadapi sistem belajar di al-Azhar Mesir yang menggunakan bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Presiden PPMI Mesir ini merekomendasikan pemangku kebijakan untuk mengadakan seleksi yang lebih selektif guna menyaring siapa saja yang layak belajar di al-Azhar.
“Kita ingin seleksi yang lebih selektif lagi, dengan tujuan output dari Mesir yang tidak hanya mengandalkan kuantitas, tetapi juga kualitas,” lanjutnya.
Saat ini, muncul wacana pesantren muadalah, yang artinya setiap pesantren memiliki kewenangan mengirim lulusannya untuk melanjutkan studi di al-Azhar Mesir tanpa melalui seleksi pemerintah.
“Ini artinya,” lanjut Ahsan, “Kita seperti mundur ke belakang saat sebelum diadakan seleksi melalui pintu Kemenag sejak tahun 2008.”
Ia mewanti-wanti beberapa masalah yang akan muncul jika wacana muadalah tersebut masih dilanjutkan. Di antara masalah yang kemungkinan muncul adalah semakin banyak lembaga maupun perorangan yang nekat membuat ijazah palsu. Alasannya, pesantren yang tidak memiliki ijazah muadalah tidak diizinkan memberangkatkan alumninya. Selain itu, para calon mahasiswa, mau tidak mau harus memiliki ijazah muadalah untuk dapat belajar di al-Azhar Mesir.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, Ahsan pun membeberkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan terkait kehidupan mahasiswa Indonesia di Mesir. Ia menyebut, negara Mesir bukan negara yang termasuk dalam kategori ramah bagi mahasiswa Indonesia, tidak sedikit kasus keamanan yang menimpa mahasiswa Indonesia di Mesir.
“Beberapa kasus kriminal tak jarang ditemui mahasiswa kita, seperti pelecehan, penjambretan, dan pembobolan rumah. Isu keamanan ini perlu diperhatikan oleh pemangku kebijakan sehingga mahasiswa kita bisa lebih nyaman dan merasa aman hidup di Mesir. Bukan sebatas memikirkan kuantitas mahasiswa,” ungkap Ahsan.
Selain keamanan, masalah kesehatan pun tak boleh luput dari perhatian. Ada beberapa kasus dimana mahasiswa Indonesia kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan di Mesir.
“Bahkan,” kata Ahsan, “Ada mahasiswa Indonesia yang memiliki kondisi tubuh yang lemah, kemudian berobat ke pelayanan kesehatan di Mesir, akibat kurangnya kemampuan komunikasi, lalu diberi dosis yang tidak sesuai sehingga berujung pada kematian.”
ADVERTISEMENT
“Tahun ini saja, PPMI Mesir sudah mengantarkan 12 peti jenazah yang isinya mahasiswa asal Indonesia,” lanjut Ahsan.
Oleh sebab itu, ia ingin sebelum calon mahasiswa berangkat, diharuskan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu untuk mengurangi risiko sakit di negara Mesir. Hal ini menjadi alasan PPMI Mesir membuka klinik untuk memberi bimbingan ketika ada salah satu mahasiswa Indonesia di Mesir yang mengalami gangguan kesehatan.
Di akhir sesi, Presiden PPMI Mesir tersebut menegaskan kembali pentingnya seleksi yang lebih selektif guna menyaring calon mahasiswa Indonesia di Mesir. Tujuannya, agar para calon mahasiswa bisa mengikuti sistem belajar di al-Azhar dan menjadi alumni berkualitas yang membawa wajah Islam moderat sesuai yang diajarkan oleh al-Azhar.
Penulis/Reporter: Muhamad Alwi (Sub Bidang Berita Kegiatan PPI Dunia)
ADVERTISEMENT