Musim Pancaroba, Cuaca Ekstrem akan Terjadi di Jawa Tengah dan Timur

Konten Media Partner
18 Mei 2018 8:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musim Pancaroba, Cuaca Ekstrem akan Terjadi di Jawa Tengah dan Timur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Masyarakat Tuban diminta bersiap menghadapi transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Sebab, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun blokTuban.com dari media resmi BMKG, cuaca ekstrem berpotensi akan terjadi di Pulau Jawa bagian tengah dan timur.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Tuban saat dikonfirmasi terkait prakiraan cuaca di Bumi Wali beberapa hari terakhir dan ke depan.
"Masih terjadi hujan, namun tidak merata," jawab Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiono saat ditanya terkait cuaca di bulan puasa ini, Jumat (18/5/2018).
Mantan Camat Grabagan itu juga menegaskan, sifat hujan pada proses peralihan musim kali ini cenderung ekstrim dan angin kencang berpotensi menyertai.
"Masyarakat lebih waspada, sebab angin kencang berpotensi menyertai hujan," tegas Joko, sapaan karibnya.
Dilansir dari informasi resmi BMKG, berdasarkan pantauan dan beberapa lembaga internasional terhadap kondisi Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, mengindikasikan bahwa hingga awal April 2018 ini kondisi La Nina kategori lemah sudah berakhir. Situasi sekarang menuju kondisi normalnya pada bulan Mei hingga September 2018 nanti.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tidak ada indikasi anomali iklim dipole mode yang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Sumatera. BMKG memprediksi Samudera Hindia tetap dalam kondisi normal pada periode April hingga September 2018 nanti.
Sirkulasi angin regional sudah didominasi angin Monsun Australia (angin timuran) hampir di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa. Angin timur membawa massa udara kering dari Benua Australia, kondisi ini selaras dengan awal periode musim kemarau di Indonesia.
Meski demikian, di beberapa wilayah terutama di bagian barat, masih terdapat massa udara basah yang cukup lembap (> 65%), terutama di atmosfer lapisan menengah (ketinggian 3000 meter).
Kondisi ini dapat mendukung tumbuhnya awan-awan konvektif sehingga hujan sporadis masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Jawa bagian Tengah dan Timur, Sumatera bagian Selatan, Kalimantan bagian Utara dan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Selatan, serta Maluku bagian Utara.
ADVERTISEMENT
Pada musim transisi, potensi dan peluang cuaca ekstrem seperti hujan es dan puting beliung dapat terjadi. [rof/col]