Penjual Sarapan di Sumatera Barat Manfaatkan JKN-KIS untuk Cuci Darah

BPJS Kesehatan
Official account of BPJS Kesehatan
Konten dari Pengguna
11 Agustus 2020 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BPJS Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Desi Ainora (46), warga Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Barat, Sumatera Barat, sehari-hari mencari nafkah dengan menjual sarapan pagi di pasar tradisional Ibuh. 
 Foto: Dok. BPJS Kesehatan
zoom-in-whitePerbesar
Desi Ainora (46), warga Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Barat, Sumatera Barat, sehari-hari mencari nafkah dengan menjual sarapan pagi di pasar tradisional Ibuh. Foto: Dok. BPJS Kesehatan
ADVERTISEMENT
Desi Ainora (46), warga Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Barat, Sumatera Barat, sehari-hari mencari nafkah dengan menjual sarapan pagi di pasar tradisional Ibuh.
ADVERTISEMENT
Dirinya merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang mendaftar sebagai peserta dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3.
Nora divonis menderita penyakit gagal ginjal kronis. Gagal ginjal merupakan kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Karena kondisinya tersebut, Nora harus melakukan hemodialisa, atau cuci darah rutin dua kali dalam kurun waktu seminggu di rumah sakit Padang Panjang.
Saat ditemui di kedai sarapannya, Kamis (6/7), ia bersemangat menceritakan kisahnya menjalani cuci darah selama ini. Dirinya merasa beruntung telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sehingga tak perlu lagi memikirkan biaya cuci darah karena sudah ditanggung oleh JKN-KIS.
ADVERTISEMENT
“Saya seorang ibu rumah tangga yang bekerja menyediakan sarapan pagi di pasar Ibuh dan didampingi oleh suami. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, rasanya saya nggak sanggup kalau harus memikirkan biaya berobat dan cuci darah," ungkapnya.
Nora sangat bersyukur dengan adanya Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, menurutnya bantuan itu sangat membantu masyarakat yang membutuhkan.
Nora juga memberi apresiasi terhadap pelayanan yang ia terima dari pihak rumah sakit. Setiap dia melakukan cuci darah, ia tidak pernah merasakan adanya perlakuan yang berbeda. Baik itu pasien umum maupun pasien JKN-KIS, semuanya mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas.
“Untung saja cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tidak pernah terbayangkan oleh saya bagaimana jadinya kalau tidak ditanggung atau menggunakan uang sendiri. Untuk tindakan cuci darah menggunakan JKN-KIS sudah sangat bagus pelayanannya, semoga dapat terus berlanjut dan dipertahankan. Sekarang karena merasa tubuh saya sudah fit, saya nyaris tak pernah lagi melakukan pencucian darah. Tapi nanti jika merasakan yang aneh-aneh pada diri ini, saya segera menggunakan JKN-KIS untuk kembali memeriksakan diri,” ulasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikut mendaftar menjadi peserta program JKN-KIS. Niatkan ibadah untuk membantu sesama. Walaupun tidak sakit dan rutin membayar iuran, akan dibalas berlipat ganda dengan pahala dan kesehatan.
"Saya berterima kasih kepada seluruh peserta JKN-KIS yang belum sama sekali menggunakan kartu kepesertaannya namun selalu rutin membayar iuran kesehatan. Dengan begitu, mereka sudah sangat membantu peserta lainnya yang membutuhkan biaya pengobatan seperti saya ini," tambahnya.
Nora juga berharap seluruh masyarakat Indonesia agar mendaftar sebagai peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran agar Program JKN-KIS dapat berjalan dengan baik dan optimal.
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.