Namanya Azhral, tapi kami biasa memanggilnya Bang Kopral. Dia tinggal di sebelah kos kami--yang kami sebut Rumah Teteh. Rambutnya gondrong, penampilannya cenderung dekil dengan kaos belel dan kaos kargo. Saat itu, ia berusia 30-an awal, sedangkan aku masih menjadi mahasiswa tingkat akhir.
Karena tinggal berdekatan, Bang Kopral sering mampir ke Rumah Teteh untuk sekadar nongkrong atau mengobrol hingga berjam-jam. Dari banyak hal, ada satu yang sangat digemari Bang Kopral: cerita mistis.
Bukan hanya suka mendengar cerita mistis, Bang Kopral juga sering meluangkan waktu untuk “uji nyali”, berkelana ke tempat-tempat seram di Kota Bandung, tempat kami tinggal. Bukannya ingin sombong dan menantang ‘yang tak kasat mata’, Bang Kopral hanya ingin merasakan sendiri cerita seram yang sering ia dengar.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814