Sudah seminggu lebih kami tinggal di rumah ini. Aku sudah semakin tidak betah. Sayang, aku dan Rio baru bisa kembali ke Jakarta minggu depan saat kuliah akan dimulai. Jika bukan karena Papa, aku pasti sudah merengek minta pulang ke Jakarta.
Semalam saja aku mimpi aneh, sepertinya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa ganjil sebelumnya. Dalam mimpi itu, aku sedang duduk di ruang tengah. Aku tidak sendirian. Ada tiga orang asing—orang kulit putih— bersamaku: sosok misterius yang kerap muncul di rumah ini.
Seorang lelaki tua yang masih tampak gagah dengan kumis lebat meski umurnya seperti sudah menginjak kepala enam, duduk di seberangku. Pakaiannya serba putih—dari baju, celana, topi bundar, hingga sepatu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814