Unjuk rasa Palestina di perbatasan Gaza-Israel

Rumah dan Perang: Bara Israel-Palestina

Broto Wardoyo
Ketua Program Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia
17 Mei 2021 7:31 WIB
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan sistem kubah besi (iron dome) dalam mengadang serangan roket dari kelompok-kelompok perlawanan Palestina beredar luas beberapa hari terakhir. Demikian pula dengan kampanye-kampanye saling menyalahkan antara dua pihak. Tapi satu hal yang pasti: siklus kekerasan yang saat ini berlangsung di Palestina memakan korban jiwa yang tidak sedikit, terutama penduduk di Jalur Gaza.
Banyak pihak kemudian sibuk mencari akar dari siklus kekerasan kali ini. Israel mengklaim Hamaslah yang pertama kali meluncurkan serangan roket sehingga apa yang mereka lakukan hanyalah upaya membela diri. Sebaliknya, Hamas dan otoritas Palestina menyebut peristiwa penyerangan di Al-Aqsa dan penggusuran di Sheikh Jarrah sebagai awal kekerasan, dan serangan yang mereka lakukan merupakan respons terhadap tindakan aparat keamanan Israel. Pola saling menyalahkan semacam ini bukan hal baru dalam hubungan Israel dan Palestina.
Tulisan ini hendak melihat konflik dan siklus kekerasan ini dalam kaitannya dengan upaya pemenuhan hak yang paling mendasar dari kedua entitas—dan semua kelompok yang ada di kedua entitas—yaitu kebutuhan akan rumah.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten