Hari Terakhir ditanah Sumba

Budiwan Fauzi
Ride, Read, and Write...
Konten dari Pengguna
17 Maret 2018 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Budiwan Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
12 maret 2018, tibalah kami di akhir perjalanan roadtrip kali ini yang memberikan pengalaman berkesan. Mulai dari perjalanan membelah perbukitan dan menyebrangi lautan samudra demi sebuah missi mulia "peduli pendidikan anak pulau salura"
ADVERTISEMENT
Sebelum kembali ke jakarta kami sempatkan berkunjung ke Kampung Raja Prailiu kabupaten Kabupaten Sumba Timur untuk menanti penerbangan dan membeli souvenir khas Sumba Timur dan kami pun disambut para mama pengrajin kain tenun khas sumba, dengan bergegas mereka menggelar kain hasil tenunan mereka agat dapat menarik minat kami untuk menukarnya dengan lembaran rupiah.
Ada kain dengan motif ayam jantan, buaya dan kura-kura dimana setiap motif memiliki makna yang berbeda seperti halnya ayam jantan yang menandakan keperkasaan. Dan bukan hanya itu ketiga binatang ini juga dipercaya sebagai simbol sang raja atau keturunan raja.
Dan tepat disamping rumah adat tempat kami melihat kain tenun terdapat sebuah makan yang cukup besar, yang terdapat tiga simbol ayam, buaya dan kura-kura yang terbuat dari batu yang dipahat. Mengingat cerita seorang mama yg mengatakan "jika melihat makam dengan ketiga simbol ini diatasnya itu adalah makan raja tanah sumba".
ADVERTISEMENT
Tak terasa waktu yang saya miliki begitu singkat dan kami pun harus segera bergegas menuju kebandara, banyak negara yang telah kusinggahi dan banyak bahasa yang pernah kudengar tapi tetap tanah airku yang mempunyai ruang khusus dalam sukmaku.
Napa nu ta patabbuk la lodu hawiang ee...