SALURA, Surga yang Belum Terjama (Part 1 : Agama bersanding dengan Adat).

Budiwan Fauzi
Ride, Read, and Write...
Konten dari Pengguna
14 Maret 2018 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Budiwan Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pulau Salura adalah sebuah pulau kecil di selatan daratan sumba, salah satu pulau paling selatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yamg berbatasan langsung dengan Australia pulau ini menyimpan banyak keunikan dan keindahan alam.
ADVERTISEMENT
Pulau yang 90% didominasi daerah perbukitan dan hanya 10% dari luas pulau yang dapat dijadikan daerah pemukiman maka wajar pulau ini hanya berpenghuni sekitar 139 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 670 jiwa.
Keunikan dari Pulau Salura adalah Masyarakat yang Heterogen. Banyak suku mendiami pulau ini, seperti Suku Bugis, Bajo, Lombok, Alor, Sabu, Sumba maupun Jawa. Berbeda denga pulau Sumba yang mayoritas kristen dan marapu, pulau ini dihuni oleh mayoritas beragama muslim bahkan bisa kita katakan 100% beragama islam, maka tidak heran kalau dipulau ini kita hanya dapat menjumpai 2 masjid dan tidak ada tempat peribadatan agama lain.
Walaupun pulau ini dihuni oleh mayoritas muslim, mereka tetap melestarikan budaya leluhur mereka dimana setiap pendatang yg baru menginjakan kaki dipulau ini diharuskan untuk melaksanakan ritual adat seperti pemasangan gelang dari pelepah daun lontar dan membasuh muka atau berwudhu d'sumur tua. Hal ini diyakini sebagai sebagai penyambutan mereka terhadap pendatang sebagai bagian dari keluarga besar mereka, dan mereka yakini juga sebagai mengenalkan kita dengan para leluhur agar terjaga selama kita berada dipulau salura.
ADVERTISEMENT
Uppss... Bukannya syirik tapi ini lah yang dinamakan agama berdampingan dengan adat seperti pepatah minang "adat bersendi agama, agama bersendi kitab", seperti halnya wali songo yg menyebarkan islam ditanah jawa yg selalu menggunakan wayang sebagai media dakwah.