Bahasa Keindahan Masjid-masjid Nusantara

Bukanrastaman
Travel Blogger
Konten dari Pengguna
12 Juli 2019 5:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bukanrastaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berikut masjid-masjid Nusantara yang bukan saja indah. Namun juga punya cerita dan kisah yang barangkali membuat kalian tertarik mengunjunginya.
Senja di MAJT
Lahir di Jawa Tengah, saya besar dengan keanekaragaman. Dan Semarang adalah sebuah cermin besar bahwa bangsa ini bukan tentang suara mayoritas, namun juga merangkul segala perbedaan.
Masjid Agung Jawa Tengah dibangun pada tahun 2001 dan selesai pengerjaannya pada tahun 2006. Bagi saya masjid ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, namun juga tempat berkumpulnya masyarakat Semarang.
Datanglah ke sini saat pagi di hari Minggu, dan kau akan menemukan keramaian, anak-anak kecil bermain bola, pemuda-pemudi lari pagi, dan juga kawan-kawan yang mengabadikan karya dengan foto. Tapi jika kau datang di sore hari, bila cuaca cerah maka cahaya senja akan menyajikan keindahan yang istimewa.
ADVERTISEMENT
Megahnya Masjid Raya Sumbar kala pagi
Siapa yang menyangka bahwa sebuah bencana akan meninggalkan hikmah. Tahun 2009 Padang dihantam gempa yang cukup besar. Bukan hanya jiwa yang melayang, namun juga bangunan yang hancur lebur karenanya. Namun setiap kesedihan selalu meninggalkan harapan dan Masjid Raya Sumbar adalah sebuah harapan itu.
Peletakan batu pertama Masjid Raya Sumbar dilakukan Tahun 2007, dan baru selesai pada tahun 2019, walau sebenarnya pada tahun 2012 masjid ini sudah digunakan untuk beribadah. Saat tahun 2015 setelah gempa, masjid ini direkonstruksi ulang dengan desain yang penuh arti.
Terinspirasi dari tiga simbol, yakni sumber mata air, bulan sabit, dan rumah gadang. Masjid ini didesain menggabungkan unsur sejarah Islam dan tradisi di Padang, yakni adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, yang artinya: “Adat bersendikan kepada agama, dan agama bersendikan kitabullah (Alquran)”. Selain itu, masjid ini juga tahan gempa, sebagai tempat berlindung apabila gempa datang lagi suatu waktu dan semoga tidak ada korban jiwa karenanya.
ADVERTISEMENT
Aerial View Masjid Agung Demak
Bangsa yang besar selalu menyimpan sejarahnya. Dan kaum muda seharusnya sadar, kita tidak hanya sekadar mengingat keping sejarah. Namun juga melestarikannya, kemudian menekuni hikmah yang terkandung di dalamnya.
Sebagai salah satu tonggak sejarah pergerakan Islam, Masjid Demak berdiri sebelum abad ke-15 Masehi. Konon masjid ini didirikan oleh salah satu Wali Songo bersama dengan Raden Patah. Cerita dari desain awalnya, bentuk masjid ini menyerupai Bulus dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak ada sejak tahun 1401.
ADVERTISEMENT
Hampir setiap hari, masjid ini ramai didatangi peziarah, juga banyak yang beribadah di sini. Depan alun-alun membuat masjid ini selalu ramai saat sore. Anak-anak bermain bola, pedagang, dan banyak cerita yang tercipta dari sebuah masjid yang penuh sejarah ini.
Masjid Raya saat Subuh
Ada sebuah pengalaman. Bahwa menurut saya, cara terbaik menikmati masjid adalah saat subuh datang. Di sana kau akan menemukan keheningan, saat beribadah dan setelahnya. Memandangi masjid saat subuh juga menjelaskan sesuatu. Bahwa warna biru langit dengan perpaduan bangunan yang megah adalah kombinasi yang sempurna. Dan itu yang saya alami di Masjid Raya Medan. Seusai subuh, saya terkagum dengan masjid ini. Berdiri tahun 1906 dan mengadopsi arsitek gaya Timur Tengah, masjid ini memang layak untuk dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Sudutnya adalah keindahan
Ada bahasa Tuhan dalam setiap kejadian. Manusia bernapas dan berpikir memaknainya, lalu menaruh arti dalam kehidupan sampai akhir hayatnya. Bila mengingat masjid raya Aceh ini, saya selalu ingat bagaimana masjid ini adalah salah satu bangunan yang berdiri di antara hancurnya bangunan-bangunan lain yang diterpa tsunami tahun 2004.
Berdiri tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda, masjid ini adalah sebuah bahasa keindahan yang bisa dilihat dari segala sisinya.