news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Sekolah Terbaik untuk Anak 'Zaman Now'?

Konten dari Pengguna
6 Maret 2018 23:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bukik Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Tidak ada yang meragukannya. Namun, memilih sekolah terbaik bukan perkara sederhana. Setiap tahun ada saja orang tua yang pusing memikirkan pilihan sekolah buat anaknya. Apakah Anda salah satunya?
ADVERTISEMENT
Memilih sekolah lebih mirip memilih rumah kedua dibandingkan memilih barang keperluan sehari-hari. Keputusan memilih sekolah mempunyai dampak jangka panjang yang dirasakan orangtua maupun anak. Jadi kalau kita sebagai orang tua jadi pusing bukanlah sesuatu yang berlebihan. Namun, pusing saja juga tidak akan banyak membantu. Mari kita urai.
Ilustrasi Pendidikan Anak (Foto: istimewa)
Sekolah Terbaik untuk Siapa?
Setiap orangtua mempunyai pengalaman masing-masing di masa sekolah. Pengalaman yang membentuk harapan terhadap sekolah buat anaknya. Banyak orangtua memilih sekolah niatnya buat anak, namun tanpa disadari sebenarnya sedang memilih sekolah untuk dirinya sendiri.
Misal pada masa lalu, orangtua bersekolah di sekolah dengan fasilitas seadanya, kemudian berharap anaknya bersekolah di sekolah yang fasilitasnya lengkap. Atau dalam kasus yang lain, karena mengetahui beberapa lulusa sekolah favorit menjadi "orang sukses", kemudian berharap anaknya bersekolah di sekolah favorit.
ADVERTISEMENT
Wajar orangtua mempunyai harapan tapi yang perlu diingat bahwa orang yang akan menjalani setiap hari di sekolah bukanlah orangtua. Anak lah yang akan menjalani hari-harinya di sekolah. Jangankan sekolah, kita sendiri lebih nyaman memakai baju yang kita pilih dibandingkan memakai baju pilihan orang lain. Padahal baju tidak dipakai setiap hari sebagaimana sekolah.
Jadi pastikan dalam memilih sekolah, bukan hanya harapan orangtua yang digunakan dasar pertimbangan. Kebutuhan dan harapan anak yang perlu diutamakan. Pahami kebiasaan dan kebutuhan unik anak seperti kekhawatiran naik gedung tinggi. Bertanya harapan anak tentang sekolah yang diinginkannya. Tidak harus semua dipenuhi tapi dengan bertanya orangtua akan mendapatkan pemahaman. Ajak anak melakukan observasi dan bila perlu ujicoba di sekolah yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Beda dengan harapan orangtua yang seringkali berkaitan dengan hal-hal besar seperti besarnya bangunan, fokus pada kebutuhan dan harapan anak seringkali sederhana. Semisal, dimana letak stop kontak listrik di ruang kelas buat anak kita yang masih usia dini, apakah dalam jangkauan atau jauh dari jangkauan anak-anak? Atau, apakah bangunan sekolah diatur sedemikian rupa sehingga mengurangi resiko anak-anak mengalami luka.
Apa Tantangan Anak Zaman Now?
Anak kita unik. Meski demikian, anak-anak kita adalah bagian dari generasinya, generasi Anak Zaman Now. Apa artinya? Yang jelas bukan bagian dari generasi kita, orangtuanya :)
Generasi kita, orangtua dan kakek nenek kita hidup pada zaman industri, zaman yang menuntut standardisasi (baca: keseragaman) dan efisiensi. Pada zaman industri, ijazah dan sertifikat merupakan modal utama karena menunjukkan tanda kemampuan yang terstandar. Orang pun berusaha sekolah setinggi-tingginya. Tenaga kerja utama adalah para manajer yang memastikan buruh dan mesin bekerja secara efisien. Proses pendidikan dibuat efisien, satu guru yang menyampaikan pelajaran satu arah ke satu kelas.
ADVERTISEMENT
Generasi Anak Zaman Now akan menghadapi tantangan zaman yang jauh berbeda. Kita mungkin tidak menyadari perubahan-perubahan yang kita hadapi setiap hari. Namun ketika membandingkan dua rentang waktu yang jauh berbeda, kita akan melihat perbedaan yang begitu besar. Coba bandingkan tahun 2018 dengan tahun 1998.
Pilihan televisi dan acaranya berkembang pesat. Kartu ucapan hari besar sudah ditinggalkan. Telepon rumah sudah semakin kehilangan peran. Media cetak satu per satu gulung tikar atau menghentikan edisi cetaknya. Hei, 20 tahun yang lalu pun itu zaman sebelum era Friendster yang sekarang pun sudah tutup.
Anak Zaman Now sudah terpapar perangkat digital sejak dini. Ketika generasi kita masih gagap, anak-anak kita sudah menggunakan perangkat digital. Bukan hanya mengkonsumsi, tapi juga memmproduksi melalui perangkat digital, bahkan cita-citanya pun terkait perangkat digital. Sebagaimana jawaban seorang anak di Pekanbaru ketika ditanya Presiden Jokowi tentang cita-citanya: Menjadi Youtuber. Coba bawa jawaban itu ke tahun 1998, dijamin akan ditertawakan.
ADVERTISEMENT
Mari sekarang melihat ke depan. Semisal anak kita saat ini usia 3 tahun. Ia akan menempuh pendidikan PG, TK, SD, SLTP, SLTA & S1. Anggap saja 20 tahun. Rentang 20 tahun yang tadi ditarik ke belakang, sekarang kita tarik ke depan. Apa tantangan zaman di masa depan? Apa pilihan pekerjaan yang tersedia?
Ciri-ciri tantangan masa depan sudah tergambar saat ini. Kuncinya pada kreativitas dan sentuhan emosi. Dulu kita bertanya makan apa, sekarang sudah bertanya makan dimana, karena banyaknya ragam makanan yang tersedia akibat kombinasi kreativitas dengan kuliner. Anak-anak muda seperti Agung Hapsah yang sejak masih bersekolah sudah menghasilkan uang dari kreativitasnya dalam membuat konten di Youtube.
Pada sisi lain, pekerjaan yang tidak butuh kreativitas dan sentuhan emosi sedikit demi sedikit punah. Penjaga gerbang tol dan kasir bank contohnya. Sekarang penulis laporan bola pun sudah dilakukan oleh robot. Sebagian analisis keuangan dan pemeriksaan kesehatan juga sudah diambil oleh robot.
ADVERTISEMENT
Jadi tantangan Anak Zaman Now adalah bagaimana agar mereka tidak digantikan oleh robot.
Apa Sekolah terbaik untuk Anak Zaman Now?
Sekolah yang bukan berorientasi pada pencapaian ujian terstandar sebagaimana tuntutan zaman industri. Porsi pelajaran akademis jauh lebih banyak dibandingkan porsi minat dan bakat. Orientasi sekolah untuk Anak Zaman Now adalah karya (kreasi) yang menggambarkan kekuatan unik setiap anak. Pelajaran akademis sama pentingnya dengan minat bakat anak.
Proses belajar bukan berorientasi mencapai nilai ujian setinggi-tinggi yang ditandai dengan pengerjaan soal berulang kali (drill). Sekolah untuk Anak Zaman Now memaparkan beragam cara belajar agar anak bisa belajar dalam berbagai situasi. Proses belajarnya melibatkan anak-anak dalam memilih tujuan, cara belajar dan cara penilaiannya. Belajar bukan milik sekolah yang dipaksakan pada anak, tapi milik anak yang dijalani dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Sekolah untuk Anak Zaman Now tidak membatasi materi pelajaran sebatas rambu-rambu kurikulum dan kisi-kisi soal ujian. Anak-anak justru mendapat tantangan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Belajar berbagai topik dan isu yang memang dihadapi dalam kehidupan nyata. Ketika korupsi menjadi persoalan bangsa, maka korupsi menjadi tantangan yang dipelajari anak-anak Ketika pemanasan global jadi isu di seluruh dunia, maka pemanasan global jadi bahan kajian di sekolah. Di sekolah, Anak Zaman Now belajar menjalani kehidupan.
Sekolah terbaik untuk Anak Zaman Now adalah sekolah yang menumbuhkan pribadi bahagia dan mandiri dalam menghadapi tantangan zamannya, yang bukan zaman kita. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap menjadi orangtua bagi Anak Zaman Now?