320 Pelajar dari Nduga Mengungsi ke Wamena

Konten Media Partner
8 Februari 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para siswa dari sejumlah sekolah yang mengungsi ke Wamena dari Nduga pasca serangkaian penembakan awal Desember 2018 lalu di Nduga. (Foto Stefanus)
zoom-in-whitePerbesar
Para siswa dari sejumlah sekolah yang mengungsi ke Wamena dari Nduga pasca serangkaian penembakan awal Desember 2018 lalu di Nduga. (Foto Stefanus)
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM – Sebanyak 320 siswa dari Kabupaten Nduga terpaksa harus mengungsi ke Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, pasca serangkaian pembantaian dan penembakan yang terjadi di Kabupaten Nduga.
ADVERTISEMENT
Gereja Kingmi Weneroma yang terletak di Distrik Sinakma dipilih menjadi lokasi pengungsian para siswa yang berasal dari 10 distrik.
Kepala Sub Bagian Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua, Ponto Yelipele menyebutkan, pemerintah terus berupaya untuk mendirikan sekolah untuk siswa pengungsi, mulai dari SD-SMA, apalagi waktu untuk ujian nasional tinggal beberapa bulan lagi.
“Pemerintah daerah telah mengambil langka baik dengan cara mengumpulkan anak-anak yang sekolah, demi melanjutkan pendidikannya hingga ada jaminan keamanan dari Pemkab Nduga,” ujar Ponto, Jumat (8/2).
Salah satu guru yang juga Kepala Sekolah SD Inpres Yigi, Kabupaten Nduga, Ledi Buyung Wena mengaku para siswa tak mengalami kesulitan, meskipun proses belajar mengajar dilakukan di lokasi pengungsian. “Kami menyesuaikan keadaan, karena masih kekurangan ruangan dan fasilitas belajar,” katanya.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, sebanyak 80 guru SD-SMA disiapkan untuk mengajar siswa pengungsi dari Nduga. Para guru disiapkan untuk mengantisipasi proses belajar yang telah tertinggal satu bulan lamanya akibat konflik di wilayah mereka.
“Siswa akan kami bagi pergugus, dimana ada setiap distrik misalkan ada empat SD, siswa setiap tingkatan kelas akan digabung dalam proses belajar itu,” kata Ledi.
Ence Geong, salah satu relawan Posko Pengungsian mendata ada 320 siswa yang terdiri dari SD, SMP dan SMA. Mereka terdiri 10 SD, 5 SMP dan 2 SMA yang tersebar dari Distrik Mbua, Dal, Yal, Mapenduma, Nirkuri, Mbulmu Yalma, Ininggal, Mam, dan Iniye.
“Kami berharap pendidikan darurat ini dapat dilakukan dengan baik, meskipun situasinya berbeda dengan minimnya fasilitas dan ruang belajar,” jelas Ence.
ADVERTISEMENT
Sekadar diketahui, kasus Nduga terjadi pada awal Desember 2018 lalu, dimana dalam kasus ini sebanyak 17 orang tewas dibantai dan empat orang hilang dari para pekerja proyek pembangunan Jalan Trans Papua, PT Istaka Karya. Pelaku kasus pembantaian ini diduga kuat dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogeya. (Stefanus)