6149 Rekening Macet di Perbankan Papua dan Papua Barat

Konten Media Partner
17 November 2019 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Adolf Simanjuntak saat diwawancara wartawan. (Foto Fitus Arung)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Adolf Simanjuntak saat diwawancara wartawan. (Foto Fitus Arung)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Adolf Simanjuntak menyebutkan kredit macet perbankan di Papua dan Papua Barat sekitar 6149 rekening. Namun masih dalam level yang aman, yaitu 3,03 %, lebih menurun 18,64 % Year on Year (YoY)
ADVERTISEMENT
"Jumlah kredit yang disalurkan lebih rendah jika dibanding penghimpunan dana dari masyarakat oleh bank 67,51 %," kata Adolf saat menggelar media gathering di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/11).
Sehingga menurut Adolf, secara garis besar kinerja perbankan umum di Papua dan Papua Barat mengalami pertumbuhan positif.
Berdasarkan catatan OJK, total aset perbankan di Papua dan Papua Barat per September tumbuh 6,91 % YoY dengan nominal mencapai Rp69,8 triliun, atau lebih kecil dibanding dengan nasional yang tumbuh 7,07 % atau sekitar Rp8.318 triliun
"Dari sisi kredit, juga menunjukkan kinerja positif, yaitu tumbuh 9,63 % YoY, atau sekitar Rp28,92 triliun dengan 211.550 rekening lebih baik pertumbuhannya nasional yang hanya 7,89 % namun total kredit di Jawa melebihi," jelas Adolf.
ADVERTISEMENT
Dari sisi perlindungan konsumen, kata Adolf, OJK mencatat telah melayani kurang lebih 473 orang dengan pengaduan SLIK 298 orang, interview 110 orang dan telepon 19 orang.
“Untuk pengaduan sebanyak 46 kali dengan didominasi terkait dengan perbankan terbanyak dengan jenis aduan terbanyak 20 kali permasalahan kredit. Klaim asuransi jenis aduan terbanyak kedua,” katanya.
Sebelumnya Kepala Bank Indonesia Perwakilan Papua, Naek Tigor Sinaga dalam Kajian Ekonomi Regional triwulan II yang digelar Oktober lalu, guna mengemukakan bahwa secara garis besar kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga yang menjadi penopang stabilitas keuangan daerah secara umum di Papua masih terjaga baik.
“Walaupun mengalami penurunan dibanding dengan triwulan sebelumnya, aspek likuiditas dan rentabilitas korporasi pada triwulan II 2019 masih berada dalam kondisi yang positif. Begitu pula dengan pengelolaan keuangan rumah tangga yang masih berada pada kondisi optimis meskipun menurun pada triwulan ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara kinerja sektor korporasi di Papua pada triwulan II 2019 masih tumbuh positif, beberapa indikator yang mencerminkan pertumbuan itu kredit yang memilih tren tumbuh positif dari awal tahun 2019, meskipun diiringi peningkatan Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah.
Secara sektoral, peningkatan NPL secara signifikan terjadi pada sektor konstruksi yang berkorelasi sangat tinggi dengan minimnya realisasi belanja modal kerja Pemerintah Provinsi Papua pada triwulan II 2019.
Sementara itu kinerja sektor rumah tangga pada triwulan II 2019 masih tumbuh positif, tercermin dari kondisi dan risiko keuangan di sektor rumah tangga yang relatif terjaga. (Fitus Arung)