news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Angka HIV/AIDS di Papua Tembus 38.874 Kasus

Konten Media Partner
1 Desember 2018 6:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angka HIV/AIDS di Papua Tembus 38.874 Kasus
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Dinas Kesehatan Papua merillis kasus HIV/AIDS per 31 September 2018 yang jumlahnya mencapai 38.874 kasus yang meliputi, HIV 14.581 kasus dan AIDS 24.293 kasus.
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan setempat menyebutkan angka HIV semakin ditekan, tetapi penemuan kasusnya semakin bertambah. Salah satunya disebabkan adanya sosialisasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk melakukan VCT dan tes sukarela ke pusat layanan kesehatan (PKM).
Dari sisi kasusnya, Kabupaten Nabire menduduki urutan pertama dengan jumlah kasus 7.240, kemudian diikuti oleh Kota Jayapura 6.189 kasus, Jayawijaya 5.964 kasus, Mimika 5.670, Kabupaten Jayapura 2.918 kasus dan Merauke 2.153 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai menyebutkan penyebab utama penularan HIV/AIDS di Papua terjadi karena hubungan badan berganti pasangan. Namun saat ini, faktor perantara yang cukup tinggi di komunitas masyarakat, seperti pada daerah penambangan masyarakat, di mana sering terjadi barter antara emas dan perempuan pekerja seks komersial. “Daerah penambang liar memudahkan penyebaran HIV/AIDS,” kata Giyai, Sabtu (1/12).
ADVERTISEMENT
Aloysius menambahkan masih banyak layanan primer maupun rujukan yang belum melaksanakan konseling test HIV, IMS maupun pelayanan ARV karena berbagai sebab, sehingga perlu menjadi perhatian pemda untuk membantu layanan HIV, ARV dan IMS yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota ataupun kerja sama lintas sektor.
Dinas Kesehatan Papua mengeklaim daerah yang tinggi kasus HIV/AIDS-nya merupakan daerah yang tinggi akan peredaran miras minim adanya penanganan anak-anak penghisap lem aibon. Termasuk maraknya seks bebas yang dilakukan oleh anak di bawah umur yang dilakukan di terminal oleh anak-anak komunitas pengisap aibon. “Misalnya satu anak perempuan digilir oleh 2-4 orang teman laki-lakinya,” ujar Aloy.
Dirinya berharap ada tugas bersama lintas sektoral yang peduli terhadap generasi muda di Papua sebagai penerus bangsa.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya dalam mengatasi HIV/AIDS di Papua harusnya ada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) pada 29 kabupaten/kota. Tapi saat ini baru ada 9 KPA di Papua yakni di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Jayawijaya, Biak, Nabire, Merauke, Mimika, dan Keerom.
“KPA saja sudah tidak ada, bagaimana program bisa berkolaborasi dengan dinas kesehatan setempat,” jelas Aloy.
Kepala UPT Malaria, TB dan AIDS Dinas Kesehatan Papua, dr Beeri Wopari mengatakan upaya yang dilakukan untuk menggugah kabupaten melakukan penanganan HIV/AIDS yakni dengan pendekatan program solusi terhadap kelompok rentan resiko penularan HIV/AIDS, seperti ibu hamil dan usia produktif. “Sepanjang 2013-2018, terjai penurunan 4-5% atau berkisar 50-100 penemuan kasus setiap tahunnya,” ujarnya. (Fitus)