Kronologi Selamatnya Jumaidi saat Pesawat Dimonim Air Jatuh di Papua

Konten Media Partner
12 Agustus 2018 16:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kronologi Selamatnya Jumaidi saat Pesawat Dimonim Air Jatuh di Papua
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumaidi (12 tahun), korban selamat pesawat Dimonim Air saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Liza)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Jumaidi (12 tahun) selamat dari maut setelah dirinya lompat dari dalam pesawat sesaat sebelum pesawat Dimonim Air PK HVQ menghantam hutan di Gunung Megu, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Andre, perawat RSUD Oksibil saat dijumpai wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jayapura mengatakan, Jumaidi dan ayahnya mencoba lompat keluar pesawat, namun ayahnya terpental dan tak selamat.
“Dia bilang, saat radar pesawat bunyi bapaknya menyuruh Jumaidi lompat. Saat lompat sama-sama, bapaknya terpental,” kata Andre, Minggu (12/8).
Ketika itu, Jumaidi sempat tak sadarkan diri, dan begitu tersadar dia mendekat ke bangkai pesawat untuk mencari air minum karena kehausan. Karena bingung dan kesakitan, Jumaidi akhirnya memutuskan untuk tinggal di dalam bangkai pesawat sambil menunggu pertolongan.
ADVERTISEMENT
“Dia tidur di dalam bangkai pesawat itu sampai dia ditemukan Tim SAR Gabungan,” kata Andre menceritakan apa yang dikisahkan Jumaidi kepadanya.
Andre juga mengatakan, saat Jumaidi kembali ke dalam pesawat, masih ada dua penumpang yang bertahan hidup namun meninggal pagi tadi sebelum tim evakuasi datang.
“Dia cerita tadi kalau masih ada dua penumpang yang hidup tapi meninggal tadi subuh,” ujarnya.
Dr. Hendry Budiyono yang menangani Jumaidi di Rumah Sakit Bhayangkara, mengatakan, kondisi korban masih stabil, meski mengalami guncangan dan trauma di bagian kepala akibat benturan.
“Tak ada pendarahan yang berarti yang mengancam jiwa namun pasien (Jumaidi) ada cidera kepala ringan. Saat setelah kejadian dia sempat kehilangan kesadaran, kemudian ada patah tulang di lengan kanan. Kami akan foto tulang belakang karena saat pemeriksaan ada nyeri di tulang belakangnya,” jelas Henry.
ADVERTISEMENT
Pesawat Dimonim Air hilang kontak pukul 14.17 WIT, Sabtu (11/8), saat terbang dari Bandara Tanah Merah, Boven Digoel, ke Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang.
Pesawat ini jenis PAC 750 ini membawa sembilan orang penumpang termasuk kru, harusnya tiba di Bandara Oksibil pada 14.30 WIT. Pesawat sempat kontak terakhir di Tower Bandara Oksibil pukul 14.17 WIT di ketinggian 7.000 kaki.
Akhirnya, pesawat ini ditemukan keesokannya, Minggu (12/8) dengan kondisi hancur menghantam hutan di Gunung Megu, Kabupaten Pegunungan Bintang, satu penumpangnya bernama Jumaidi selamat, sisanya dikabarkan meninggal dunia. (Liza)