Biaya Angkut Bapok ke Tambang Korowai Papua Rp 75 Juta

Konten Media Partner
3 Juli 2020 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Helikopter. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Helikopter. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Merauke, BUMIPAPUA.COM- Kawe, menjadi salah satu kawasan tambang rakyat di tengah hutan Papua.
ADVERTISEMENT
Tambang Kawe berada di sekitar Korowai, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Akses untuk mencapai tambang ini, bisa melalui Kabupaten Boven Digoel, Yahukimo dan Asmat, termasuk Kabupaten Pegunungan Bintang. 
Para pencari emas dan pedagang kebanyakan menempuh jalur sungai di Boven Digoel atau lewat Kabupaten Asmat, karena jarak tempuhnya lebih dekat untuk ke lokasi tambang.
Ketua Koperasi Kawe Singkau Mining, Yusup Nius Penyo mengatakan ada sekitar 4.000-5.000 orang di kawasan tambang. Kebanyakan penambang dan pedagang memilih akses masuk dan keluar dari Kabupaten Boven Digoel karena lebih dekat. 
Dari Boven Digoel, biasa melalui jalur sungai dan udara. Untuk menuju ke tempat tambang, biasa masyarakat mengurus permohonan ke koperasi.
Koperasi yang dipimpinnya menjadi satu-satunya koperasi yang memberikan rekomendasi untuk masyarakat yang pergi ke tempat tambang. Koperasi ini fungsinya untuk malakukan pengawasan terhadap perlintasan barang dan manusia masuk ke lokasi tambang.  
ADVERTISEMENT
"Jadi, semua yang masuk ke tambang harus lewat koperasi. Jika diizinkan, maka boleh masuk. Jika dilarang, ya tidak boleh masuk ke tambang itu," ujarnya.
Ongkos yang Mahal
Transportasi jalur sungai menuju tambang dari Boven Digoel biasa menggunakan longboat, namun tetap harus memperhatikan debit air.
Jika air surut, maka perjalanan bisa ditempuh dengan waktu 1 minggu. Jika air sedang pasang, maka perjalanan ke lokasi tambang dari Boven Digoel dapat ditempuh dengan waktu 2-3 hari.
Sementara jika lewat udara, hanya dapat dilalui dengan helikopter dan itu pun harus disewa. "Jarak tempuhnya hanya beberapa menit saja jika lewat transportasi udara," kata Yusup, kepada BumiPapua, dihubungi melalui gawainya, Jumat (3/7).
ADVERTISEMENT
Yusup mengakui mahalnya harga barang di tambang Kawe karena mahalnya ongkong angkutan.
Jika bahan makanan dikirim lewat jalur sungai, maka harus menyewa longboat sekitar Rp 20 juta - 25 juta untuk satu kali jalan.
Sementara lewat udara, untuk menyewa helikopter bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 75 juta, tergantung banyaknya barang yang akan dibawa.
"Harga bensin premium per 35 liter bisa dijual dengan harga Rp 1 juta. Itu mahal karena angkos transportasi," kata Yusup.
Asis, seorang pedagang di Tanah Merah, Boven Digel mengaku selalu mengirim logistik ke tambang Kawe, melalui sungai maupun udara.
Toko yang dimiliki Asis menerima pesanan dari para pedagang di lokasi tambang.
ADVERTISEMENT
"Apa yang mereka butuhkan, itu yang saya kirim. Biasa mereka membayar pakai uang ataupun pakai emas. Kalau banyak pesanannya, biasa menyewa helikopter Rp 60 juta sekali jalan," jelasnya.
Lokasi Tambang Ditutup
Yusup menambahkan, di masa pandemi corona, akses keluar masuk dari dan ke lokasi tambang ditutup, pasca ditemukan penambang yang positif COVID-19.
"Saat ini yang bisa masuk ke lokasi tambang hanya logistik untuk kebutuhan masyarakat," katanya.
Walau begitu, Ketua LMA Boven Digoel, Maret Klaru menyebutkan walapun ada larangan dan penutupan akses ke tambang, namun masih banyak masyarakat yang nekat pergi ke lokasi pendulangan.
"Ya, buktinya sampai hari ini masih ada yang pergi ke tambang melalui jalur udara maupun sungai," ujarnya.
ADVERTISEMENT