Bocah 2 Tahun di Yahukimo Kena Polio

Konten Media Partner
15 Februari 2019 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelayanan kesehatan pada salah satu Puskesmas di Kabupaten Jayawijaya. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Pelayanan kesehatan pada salah satu Puskesmas di Kabupaten Jayawijaya. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – YY, gadis kecil berusia 2 tahun menderita lumpuh total pada bagian kaki kirinya, karena dugaan terkena polio.
ADVERTISEMENT
YY adalah gadis mungil yang tinggal di Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo. Ia ketauan menderita polio, saat memeriksakan kakinya di salah satu apotek di Dekai pada 27 Desember 2018. YY langsung dirujuk pada salah satu rumah sakit swasta di Waena, Kota Jayapura untuk mendapatkan perawatan. Oleh rumah sakit itu, sampel darah YY dikirim ke Surabaya dan hasilnya terkena positif polio.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Lewi Yando mengakui adanya kasus polio di daerahnya. Menurutnya, tim dari Unicef, WHO dan dinas kesehatan setempat telah berada di Yahukimo untuk memberikan vaksin polio.
Lewi menyebutkan masih ada 6 orang anak yang mengalami gejala penyakit serupa dengan YY, namun hasil laboratorium masih dalam pemeriksaan di Surabaya. Dinas Kesehatan Yahukimo mengakui cakupan Measles, Rubella (MR) plus Polio di daerahnya baru mencapai 40-an%.
ADVERTISEMENT
“Masih banyak warga yang menolak untuk mendapatkan vaskin dan imunisasi, petugas kesehatan juga banyak yanag diusir dalam pemberian vaksin ini,” jelasnya ketika ditemui di Jayapura, Jumat (15/2).
Dinas Kesehatan Yahukimo menargetkan sekitar 553 anak untuk mendapatkan polio yang tersebar di 51 distrik. Saat ini ada 8 distrik yang sudah menerima vaksi polio dan sisanya belum. Ke-8 distrik yang telah menerima polio diantaranya Distrik Asolimo, Suru-suru, Aasema, Ninia, Nipsan, Nalsia, Korokput.
Pemberian vaksin polio pada salah satu sekolah di Kota Jayapura. (BumiPpaua.com/Katharina)
“Kendala kami dalam pemberian polio adalah masih ada distrik yang belum ada lapangan terbangnya, ada sekitar 14 distrik yang tak memiliki lapangan terbang. Sementara anggaran juga tak mencukupi dalam pemberian vaksin ini,” ucapnya.
Lewi menyebutkan angaran setiap puskesmas di Yahukimo berkisar Rp 800 juta hingga Rp 1,2 miliar. Dana itu digunakan untuk biaya operasional puskesmas. Dari 51 distrik yang tersebar di Yahukimo, hanya ada 31 puskesmas yang tersedia. Kadang 1 puskesmas bisa melayani 2-3 distrik yang berdekatan.
ADVERTISEMENT
Lewi menambahkan anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD digelontorkan sekitar Rp1,1 miliar, sementara dana kesehatan yang bersumber dari dana Otsus sebesar Rp 8 miliar, dikelola dinas kesehatan yang digunakan untuk pembayaran kader kesehatan Rp 5 miliar dan sisanya untuk pembayaran dokter PTT dan bidan.
Sementara Itu, anggota DPR Papua komisi V yang membidangi kesehatan dan pendidikan , Ignatius Mimin menyebutkan gerak cepat harus dibutuhkan semua pihak dalam mengatasi masalah ini.
“Pemkab Yahukimo dan dinas kesehatan setempat harus menyampaikan kondisi yang sesungguhnya. Selamatkan rakyat terlebih dahulu, jangan sibuk pileg saja,” jelasnya ditempat terpisah belum lama ini.
Sekretaris Komisi V DPR Papua, Natan Pahabol menyebutkan jika sudah ada warga di suatu wilayah yang teridentifikasi menderita polio, bukan tidak mungkin masyarakat di kampung dan distrik lain menderita penyakit serupa.
ADVERTISEMENT
“Yahukimo itu geografisnya luas dan sulit. Kami ingin Dinas Kesehatan Yahukimo turun ke semua distrik, untuk memastikan kondisi masyarakat di setiap kampung dan penyebaran penyakit itu, sekaligus mendata jumlah penderitanya,” jelasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr Aaron Rumainum enggan menjawab pertanyaan BumiPapua.com. Dalam pesan singkatnya, ia meminta agar keterangan tentang polio di Yahukimo dapat dikonfirmasi langsung dengan Kepala Dinas Kesehatan Papua, drg Aloysius Giay. (Katharina)