Bocah 9 Tahun di Kurulu Wamena Meninggal Usai Diberikan Vaksin MR

Konten Media Partner
16 Agustus 2018 11:24 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bocah 9 Tahun di Kurulu Wamena Meninggal Usai Diberikan Vaksin MR
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Imunisasi MRP massal di SD Inpres I Koya, Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Dinas Kesehatan Papua mengakui seorang anak berinisial AL, 9 tahun, meninggal dunia usai imunisasi campak, rubella, dan polio (MRP) di Kurulu, Kabupaten Jayawijaya.
AL dinyatakan meninggal dunia oleh RSUD Wamena pada Selasa (14/8), usai divaksin MRP di sekolahnya. Pasca-disuntik, AL pingsan dan meninggal di RSUD Wamena.
Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai, menyebutkan telah bertemu keluarga korban dan pihaknya memberikan perhatian serius terhadap kejadian ini.
“Kami akan melakukan investigasi atas kejadian ini, untuk mencari tahu penyebabnya,” kata Giyai, Kamis (16/8).
Dinas Kesehatan setempat berharap, kasus yang menimpa AL tak hanya dikaitkan dengan imunisasi, tapi bisa juga dikaitkan dengan keadaan fisik, imunitas tubuhnya atau seberapa sehat si anak saat imunisasi itu terjadi.
ADVERTISEMENT
“Kami mendapatkan informasi, 7 anak yang mendapatkan imunisasi dari vial atau botol yang sama dengan AL, saat ini berada dalam kondisi sehat dan tak ada masalah. Saya harap semua pihak dapat mempercayakan penyelidikan kejadian ini kepada KOMDA KIPI, agar dapat memberikan informasi secepatnya terhadap penyebab kematian anak AL,” kata Giyai.
Bocah 9 Tahun di Kurulu Wamena Meninggal Usai Diberikan Vaksin MR (1)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberian vaksin polio massal di SD Inpres I Koya, Kota Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
Tahun ini, Dinkes Papua menargetkan 1 juta anak mendapatkan imunisasi MRP. Hingga saat ini capaian imunisasi MRP sekitar 120 ribu anak.
“Imunisasi MRP masih tetap dilakukan dan vaksin ini aman untuk melindungi anak-anak dan masa depan Papua. Saya minta semua pihak mendukung imunisasi MRP tetap dilakukan,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua 1 Dewan Adat Papua, Weynand Watory, menegaskan bahwa imunisasi merupakan satu-satunya cara untuk melindungi anak dan masa depan Papua dari penyakit.
“Kita semua merasakan berduka dengan kejadian anak AL. Imunisasi ini sangat melindungi anak kita, terlebih kita tak pernah mau adanya kejadian seperti di Asmat beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Data dari Dinas Kesehatan papua menyebutkan kasus campak menyebar di sejumlah kabupaten di Papua, misalnya ada 66 kasus di Asmat, 38 di Nduga, 40 di Deiyai, 3 di Pegunungan Bintang, 3 di Boven Digoel, dan 1 di Merauke. Sedangkan kasus Rubella dari sampel yang diambil di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Biak Numfor dan Mimika terdapat 9 kasus, berdasarkan hasil laboratorium di Surabaya.
ADVERTISEMENT
(Fitus)