Bukit Yomokho Sentani Jayapura, Bukti Prasejarah di Papua

Konten Media Partner
15 Januari 2021 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan dengan latar belakang Danau Sentani menjadikan Bukit Yomokho jadi lokasi instagramable (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan dengan latar belakang Danau Sentani menjadikan Bukit Yomokho jadi lokasi instagramable (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Bukit Yomokho di tepian Danau Sentani bagian barat, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, menjadi salah satu peninggalan prasejarah di tanah Papua.
ADVERTISEMENT
Sepintas Bukit Yomokho berbentuk seperti huruf U. Pemandangan dari puncak bukit sangat instagramable dengan latar belakang Danau Sentani.
Pada Bukit Yomokho permukaannya ditumbuhi rumput ilalang dan pohon jambu biji. Penelitian Balai Arkeologi Papua di Bukit Yomokho berhasil menemukan hunian prasejarah.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan aktivitas manusia prasejarah di situs ini diketahui dari sisa makanan, berupa cangkang siput danau, cangkang moluska laut, tulang dan gigi babi.
"Selain itu juga ditemukan pecahan gerabah, yang pada masa lalu digunakan sebagai wadah untuk memasak atau menyimpan makanan," jelas Hari, Jumat (15/1).

Peninggalan Prasejarah

Bukit Yomokho di tepian Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
Survei permukaan tanah juga menemukan fragmen alat tokok sagu, serpih, obsidian dan fragmen kapak batu. Bukit Yomokho sebelah timur terdapat sebuah papan batu di puncak bukit. Pada lereng Bukit Yomokho sebelah tenggara juga ditemukan sebuah menhir. Menhir dan papan batu pada masa prasejarah berfungsi sebagai media pemujaan pada roh nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Situs Yomokho merupakan situs hunian prasejarah di tepi Danau Sentani bagian barat. Temuan pecahan gerabah, kapak batu, dan alat tokok sagu serta konteks lingkungan sekitar yang banyak ditumbuhi pohon sagu, menunjukkan bahwa pada masa lalu, manusia yang tinggal di Situs Yomokho mengolah dan mengkonsumsi sagu.
Kapak batu untuk menebang pohon sagu, alat batu untuk menokok sagu, dan gerabah digunakan sebagai wadah untuk mengolah sagu menjadi papeda.
"Sebagai sumber protein, mereka hidup berburu babi di hutan, mengkonsumsi ulat sagu, menangkap ikan dan mencari siput di Danau Sentani," jelas Hari.
Berdasarkan analisis radiokarbon C14 terhadap sampel arang yang ditemukan dalam ekskavasi, diketahui bahwa manusia prasejarah menghuni dan beraktivitas di Bukit Yomokho berlangsung pada 1323 hingga 354 tahun yang lalu. Analisis sampel arang ini dilakukan di laboratorium AMS The Australian National University, Canberra.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Hsiao-chun Hung, pengajar arkeologi di The Australian National University yang membantu dalam proses analisis sampel arang ini mengatakan kemungkinan di Danau Sentani terdapat situs hunian awal prasejarah sekitar 3000 tahun lalu.
Hal ini berdasarkan teori Out of Taiwan yaitu migrasi manusia berbahasa Austronesia ke wilayah Pasifik. Menurutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan di Danau Sentani untuk mencari situs hunian awal prasejarah tertua untuk membuktikan teori migrasi ini.