Cara Pertamina Papua Peduli Keselamatan Kerja Sopir Tangki BBM

Konten Media Partner
26 Januari 2024 20:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan dan sertifikasi awak angkutan barang berbahaya dan defensive driving training Awak Mobil Tangki (AWT) BBM Integrated Terminal Jayapura. Foto:; Katharina/BumiPapua
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan dan sertifikasi awak angkutan barang berbahaya dan defensive driving training Awak Mobil Tangki (AWT) BBM Integrated Terminal Jayapura. Foto:; Katharina/BumiPapua
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- “Banyak suka duka kami alami di jalanan. Salah satunya bagaimana menyiasati jika bertemu dengan orang mabuk. Syukurlah, sampai saat ini bisa dilalui dengan baik,” kata Agus Suprayitno, Awak Mobil Tangki (AWT) BBM yang sudah 20 tahun menyalurkan BBM ke Kabupaten Sarmi.
ADVERTISEMENT
“Ya, kita kasih saja apa yang mereka (orang mabuk) minta. Misalnya rokok, ya kita kasih rokok. Sejauh ini mereka (orang mabuk) hanya minta rokok. Alhamdulillah, masih bisa ditanggulangi. Ya, bagaimana baik-baik kitalah di lapangan,” sambung Agus.
Agus merupakan pekerja di PT Indah Pratama Mandiri, sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang transportasi pendistribusian BBM ke wilayah Papua.
Untuk membawa BBM dari Jayapura ke Sarmi dibutuhkan waktu 16 jam perjalanan. Dalam satu bulan, Agus bisa mendistribusikan BBM ke Sarmi sebanyak 4-5 kali.
Pelatihan dan sertifikasi awak angkutan barang berbahaya dan defensive driving training Awak Mobil Tangki (AWT) BBM Integrated Terminal Jayapura. Foto:Katharina/BumiPapua
“Setiap pendistribusian BBM, kami ditemani 2 orang. Perjalanan dari Jayapura-Sarmi atau sebaliknya ditempuh dengan waktu 16 jam, yakni 8 jam pulang dan 8 jam pergi,” Agus menerangkan.

Keselamatan Kerja

AWT seperti Agus dan Mathius di Kota Jayapura terbilang cukup banyak, jumlahnya sekitar 87 AWT. Jalur pendistribusian AWT juga beragam, mulai dari rute di sekitar Kota Jayapura hingga rute tersulit di pelosok Papua.
ADVERTISEMENT
AWT memiliki risiko tinggi dalam penyaluran BBM, apalagi membawa angkutan barang berbahaya.
Untuk meminimalisir risiko yang terjadi, PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku memberikan pelatihan dan sertifikasi awak angkutan barang berbahaya dan defensive driving training Awak Mobil Tangki (AWT) BBM Integrated Terminal Jayapura bagi 87 AWT, guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada pendistribusian BBM.
“Kami bersyukur Pertamina memberikan pelatihan hingga sertifikasi bagi AWT. Ini untuk kebaikan bersama ke depan,” Agus berujar.
Tak hanya Agus, teman AWT lainnya, Mathius Rumbiak bersyukur dengan pelatihan dan pembekalan yang diberikan dari Pertamina Patra Niaga Maluku Papua.
"Pelatihan ini sangat penting bagi AWT. Update kemampuan dalam membawa angkutan barang berbahaya sangat diperlukan. Apalagi tanggung jawab yang diberikan cukup berisiko," ujar Mathius yang sudah 20 tahun membawa tangki BBM jenis penyaluran minyak tanah untuk wilayah Kota Jayapura.
ADVERTISEMENT
Junior Analyst HSSE Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Muhammad Indera Nashri menjelaskan pelatihan dan sertifikasi AWT tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan No. 60/2019 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang dengan Kendaraan Bermotor di Jalan.
Pelatihan dan sertifikasi awak angkutan barang berbahaya dan defensive driving training Awak Mobil Tangki (AWT) BBM Integrated Terminal Jayapura. Foto:Katharina/BumiPapua
“AWT yang bertugas wajib memiliki standar kompetensi dan sertifikasi, guna menekan angka kecelakaan mobil tangki di jalan,” katanya, Jumat (26/1/2024) saat ditemui di Kota Jayapura.
Indera yakin dengan memahami prosedur yang ada, AWT dapat mengemudikan mobil tangki secara aman dan sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah.
Kepala Sub Direktorat Angkutan Barang, Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Handa Lesmana menjelaskan keamanan dan keselamatan operasional angkutan barang khusus berbahaya di jalan siperlukan tahapan perencaan serta pemahaman yang baik, sehingga dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja hingga potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap perusahaan angkutan barang, khususnya melalui PT Pertamina Patra Niaga dapat memberikan contoh baik kepada perusahaan swata untuk dapat menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang disesuaikan dengan regulasi yang berlaku,” jelasnya.