Cegah Banjir, Bupati Jayapura Sudah Keluarkan Perda Lindungi Cycloop

Konten Media Partner
18 Maret 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo saat tinjau kawasan banjir dan pegunungan Cycloop di Kabupaten Jayapura. (Foto Liza)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo saat tinjau kawasan banjir dan pegunungan Cycloop di Kabupaten Jayapura. (Foto Liza)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Banyak pihak menilai, banjir bandang menghantam Kota Sentani dan sekitarnya di Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu malam (16/3), selain akibat curah hujan cukup tinggi. Tapi juga diperkirakan akibat rusaknya hutan di Pegunungan Cycloop sebagai kawasan penyangga (buffer zone) bagi pemukiman warga di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, tiga tahun lalu pihaknya di pemerintahan Kabupaten Jayapura sudah mengeluarkan peraturan daerah (perda) untuk perlindungan cagar alam Pegunungan Cycloop dan sudah sering disosialisikan, namun tak juga dipedulikan warga yang melakukan aktifitas di kawasan itu.
"Tampaknya tak mendapat respon dari tokoh masyarakat lainnya. Saya pikir hal ini harus mendapat kerjasama, termasuk pemerintah Provinsi Papua. Seperti festival Cycloop, itu salah satu upaya kami melindungi kawasan hutan dan Gunung Cycloop. Untuk itu kami harap kedepan bisa menjadi perhatian bersama," ungkapnya.
Mathius mengungkapkan, masyarakat yang tinggal di dalam kawasan cagar alam Pegunungan Cycloop banyak yang datang dari berbagai kabupaten lainnya. “Saya harap pemerintah provinsi bisa perhatikan hal ini dengan menertibkan migrasi kependudukan. Ini penting, sekaligus kita bisa lakukan pembangunan berdasarkan data kependudukan yang ada," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Rusaknya kawasan Pegunungan Cycloop ini sempat dilihat langsung Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo ketika dirinya bersama rombongan meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura, Senin (18/3).
"Tadi dibeberapa tempat banjir, banyak material kayu-kayu dalam bentuk gelondongan, ada kayu bekas potongannya dan kayu yang masih utuh dalam bentuk akar, panjangnya lebih dari 30 meter. Ini semua datang dari pegunungan Cycloop di atas," ujar Doni.
Selain itu, kata Doni, bagian kaki Pegunungan Cycloop memiliki kemiringan 40, 50, 60 bahkan 90 derajat. “Bahkan beberapa lereng gunungnya sudah terkelupas. Tak hanya itu, warna air terjun dari Pegunungan Cycloop keruh dengan debit sangat besar. Juga beberapa sungainya kami saksikan masih banyak potongan kayu dan sebagian badan sungai sudah tergerus air," jelas Doni. (Liza)
ADVERTISEMENT