Dampak Ekonomi PON dan Peparnas di Papua Capai Rp 1,5 Triliun

Konten Media Partner
15 November 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival UMKM yang dilaksanakan dalam mendukung PON XX Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Festival UMKM yang dilaksanakan dalam mendukung PON XX Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mencatat dampak ekonomi sepanjangan pelaksanaan PON XX Papua mencapai Rp 950 miliar hingga Rp 1,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Capaian ini meningkat 0,7 persen hingga 1,1 persen pada hitungan year on year (yoy) dari PDRB Papua sepanjang tahun 2021.
Tak hanya itu saja, BI Provinsi Papua memperkirakan Peparnas XVI membawa dampak ekonomi yang positif pada kisaran Rp 140 miliar hingga Rp 160 miliar pada PDRB Papua di tahun 2021.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Tigor Naek Sinaga menjelaskan dampak persiapan pelaksanaan PON terlihat nyata dalam pertumbuhan ekonomi non tambang triwulan III 2021 Papua sebesar 2,67 persen atau naik dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi non tambang Nasional yang sebesar 1,34 persen.
“Peningkatan ekonomi pelaksanaan PON dan Peparnas mampu mendorong pemulihan perekonomian di Papua,” kata Tigor, Senin (15/11).
ADVERTISEMENT
Reni Felle, pedagang kelontongan di Dermaga Pantai Yahim, Kabupaten Jayapura mengaku selama pelaksanaa PON, keuntungannya naik hingga tiga kali lipat.
Hal ini dikarenakan banyaknya tamu, termasuk atlet dan ofisial yang singgah di Dermaga Yahim untuk berwisata ke pinggiran Danau Sentani.
Untuk menyinggahi sejumlah kampung itu, wisatawan biasanya menyebrang dengan perahu milik masyarakat. Per orang dikenakan biaya angkut Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.
Reni menyebutkan jika biasanya sehari bisa meraup untung Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Tapi saat PON, saya bisa kantongi keuntungan setiap hari hingga Rp700 ribu.
"PON membawa berkat tersendiri untuk pedagang kecil sepeti kami. Karena banyak pengunjung yang mencari ikan, banyak pengunjung yang datang untuk melihat keindahan Danau Sentani dan mereka membeli dagangan kami,” jelas Reni yang selalu berjualan sejak pukul 06.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT.
ADVERTISEMENT

Kebutuhan Uang

Para pedagang noken saat pagelaran PON Papua. (BumiPapua.com/Katharina)
PON XX meningkatkan kebutuhan uang mencapai Rp679 miliar pada triwulan III 2021 atau meningkat 34 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu transaksi non tunai melalui QRIS pada bulan Agustus meningkat hingga 212 persen dibandingkan Januari 2021.
Di tengah peningkatan ekonomi tersebut, inflasi pada bulan Oktober 2021 tetap terjaga pada tingkat 0,90 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 1,66 persen (yoy). Inflasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan trafik angkutan udara sepanjang pelaksanaan PON XX.
Terkendalinya inflasi sepanjang pelaksanaan PON XX merupakan hasil dari koordinasi dan sinergi TPID bersama PB PON, pemerintah daerah dan pelaku usaha di Papua dalam memastikan kebutuhan pangan di Papua. Hal ini tercermin dari rendahnya inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau yang hanya sebesar 0,09 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT