Dandim Jayawijaya: Demo di Wamena Tak Dipicu Ucapan Rasis Guru

Konten Media Partner
23 September 2019 10:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Bappeda dan Keuangan di Kompleks Pemkab Jayawijaya dibakar pedemo. (Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Bappeda dan Keuangan di Kompleks Pemkab Jayawijaya dibakar pedemo. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Wamena melakukan aksi demonstrasi, Senin (23/9). Massa aksi yang berujung rusuh itu juga membakar sejumlah kantor di Wamena.
ADVERTISEMENT
Para pedemo melakukan aksi unjuk rasa mulai dari SMA PGRI Wamena, dilanjutkan ke sekolah lainnya, bahkan terlihat pelajar SMP juga ikut aksi unjuk rasa tersebut.
"Kami yakin pedemo rusuh hari ini ditunggangi oleh kelompok tertentu, hingga akhirnya menyebabkan kerusakan di mana-mana. Massa melempari batu ke arah rumah dan kios, ruko di pinggir jalan, hingga melakukan pembakaran," kata Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Dianto, Senin (23/9).
Menurut Candra, aksi tersebut bukan tawuran antarpelajar, meski diikuti pelajar SMP dan SMA. Ia juga membantah aksi itu dipicu ucapan rasis seorang guru di SMA PGRI Wamena.
"Kami sudah duduk bersama dengan guru yang dimaksud di sekolah itu dan informasi itu adalah hoaks. Sebab, kejadian ucapan rasis itu tak betul. Isu ini kemudian 'digoreng' oleh orang tak bertanggung jawab," ujar Candra.
ADVERTISEMENT
Chandra mengatakan, saat ini para petugas sudah disiagakan hampir semua titik di Kota Wamena, mulai dari Kantor Bupati Jayawijaya, Jalan Irian, Hutikelek. "Saat ini ada 300 orang perkuatan Brimob 300, lalu diturunkan lewat udara 100 personel dari Kodim 501, dan perkuatan juga dilakukan dari anggota Batalyon di Wamena. Kami masih siaga," jelas Candra. (Katharina)
Pelajar SMA berseragam putih abu-abu ikut dalam Kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua. Tampak asap pembakaran mengepul di belakang Kantor Bupati Jayawijaya. Foto: Istimewa