Dibangun Rp 24 Miliar, Pabrik Ketela di Merauke Tak Difungsikan

Konten Media Partner
11 Juli 2020 15:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik ketela di Kampung Kamno Sari, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke yang mangkrak karena tak difungsikan. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik ketela di Kampung Kamno Sari, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke yang mangkrak karena tak difungsikan. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
ADVERTISEMENT
Merauke, BUMIPAPUA.COM- Pabrik ketela yang terletak di Kampung Kamno Sari, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke tak pernah difungsikan.
ADVERTISEMENT
Bangunan dengan 3 gedung besar itu ditumbuhi ilalang hampir setinggi orang dewasa. Terlihat gedung pabrik yang dibangun pemerintah daerah mengunakan APBD tahun anggaran 2015 - 2016, senilai Rp 24 miliar lebih telah selesai sejak 2016 tak terawat.
Sekretaris Komisi B DPRD Merauke, Prayogo menuturkan diduga pembangunan pabrik tidak sesuai dengan perencanaan awal.
"Harusnya perencanaan telah disiapkan secara matang hingga beroperasi pabrik ini. Tapi dengan terbengkalainya bangunan ini, masyarakat yang rugi dan kami juga bingung," jelasnya, Sabtu (11/7).
Pabrik ketela di Kampung Kamno Sari, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke yang mangkrak karena tak difungsikan. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
Komisi B DPRD Merauke menerima kabar adanya pengalihan fungsi pabrik, dari sebelumnya digunakan sebagai pabrik ketela, rencanakan akab beralih fungsisebagai pabrik tepung tapioka.
"Ini pun baru sebatas perencanaan. Belum ada tindak lanjut dari pemerintah daerah," jelasnya
ADVERTISEMENT
Dirinya menyebutkan jika pemda tidak mampu memanfaatkan bangunan pabrik, lebih baik diberikan ke pihak ketiga, misalnya BUMD Merauke.
"Kami pasti akan setuju jika diberikan kepada perusahaan daerah, daripada terbengkalai bertahun-tahun seperti ini," kata politisi Golkar ini.
Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke Ruslan Ramli mengakui bangunan telah mangkrak cukup lama dan belum ada rencana pemerintah untuk mengalih fungsikan pabrik.
"Awalnya memang untuk pabrik ketela, namun dialihkan untuk pabrik tepung tapioka. Setelah dilakukan kajian rupanya tidak menguntungkan," ujarnya.
Pabrik ketela di Kampung Kamno Sari, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke yang mangkrak karena tak difungsikan. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
Ia menambahkan kajian dari aspek finansial pengelolaan tepung tapioka dianggap tidak layak, sebab dinilai merugikan kelompok tani setempat.
Dari kajian itu, pendapatan satu kelompok tani per bulannya berkisar Rp 2 juta. Makanya, rencana untuk pabrik tepung tapioka tidak dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Pabrik itu menghabiskan dana Rp24, 795 miliar lebih dan mengakibatkan kerugian, karena tak berfungsinya bangunan.
"Nantinya, bangunan itu mau digunakan untuk apa, tergantung kebijakan kepala daerah," ujarnya.
Ia mengakui hingga saat ini belum pernah ke lokasi pabrik. Menurut dia, harusnya ada dana perawatan gedung, terlebih bangunan ini adalah aset daerah.