Dokter Pribadi Jelaskan Kondisi Kesehatan Gubernur Papua

Konten Media Partner
14 September 2022 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Papua, Lukas Enembe saat pemeriksaan kesehatan di kediamannya di Koya, Kota Jayapura Papua. (Foto Jubir Gubernur Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Papua, Lukas Enembe saat pemeriksaan kesehatan di kediamannya di Koya, Kota Jayapura Papua. (Foto Jubir Gubernur Papua)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Dokter pribadi Lukas Enembe, Anthon Mote menjelaskan kondisi kesehatan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang saat ini menjalani perawatan kesehatan di kediamannya di Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura Papua.
ADVERTISEMENT
Menurut Mote, sejak 6 bulan terakhir, Lukas menderita sejumlah penyakit yakni stroke, diabetes, hipertensi, jantung dan komplikasi ginjal.
“Pak Gubernur rutin melakukan kontrol kesehatan di Singapura dan Manila, Filipina. Kami, tim dokter di Jayapura hanya melengkapi kelengkapan apa yang disampaikan dokter di Singapura dan Manila,” jelasnya dalam keterangan pers di Jayapura, Rabu malam (14/9/2022).
Mote menjelaskan Lukas Enembe secara rutin mengkonsumsi obat. Seharusnya dalam bulan ini, Lukas Enembe harus menjalani kontrol kesehatannya di Singapura dan Manila. Hanya saja dengan surat yang dikeluarkan oleh KPK, maka check up kesehatannya terganggu.
“Hasilnya, ada beberapa gejala yang muncul, misalnya saat ini kakinya bengkak yang merupakan komplikasi medis. Ini merupakan rangkaian dari penyakit dan segera butuh penanganan medis,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

Perawatan Kesehatan dari Rumah

Anthon menjelaskan upaya yang dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan saat ini dilakukan dengan cara komunikasi lewat daring yang dilakukan antara dokter di Singapura dan tim dokter yang berada di Jayapura.
“Pak Gubernur berada di Koya, Kota Jayapura dan kami terpaksa konsultasi online ke Singapura. Besok siang direncanakan konsultasi dokter spesial dilakukan untuk tangani Pak Gubernur,” jelasnya.
Dirinya meminta kepada KPK agar menghargai hak Gubernur Papua sebagai seorang pasien untuk mendapatkan perawatan.
“Dengan adanya tekanan persoalan yang saat ini dihadapi Pak Gubernur, secara tidak langsung mempengaruhi kondisi kesehatannya. Makan dan minum tak stabil dan bisa menyebabkan asam lambung, maag,” katanya.