Fosil Kerang Laut Ditemukan di Danau Love Sentani Papua

Konten Media Partner
8 Juli 2021 11:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Temuan fosil kerang laut di sekitar Danau Love Sentani, Kabupaten Jayapura dalam penelitian Balai Arkeologi Papua. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Temuan fosil kerang laut di sekitar Danau Love Sentani, Kabupaten Jayapura dalam penelitian Balai Arkeologi Papua. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Fosil kerang laut ditemukan di sekitar Danau Love dalam Penelitian Balai Arkeologi Papua.
ADVERTISEMENT
Danau Love atau dalam bahasa setempat disebut Danau Emfote, saat ini dikenal sebagai salah satu lokasi wisata instagramable di Kabupaten Jayapura.
Danau Love berada di ketinggian perbukitan. Emfote dalam bahasa Sentani berarti air di tempat yang tinggi.
Danau Emfote terletak di sebelah selatan Danau Sentani, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura. Untuk menuju Danau Emfote, dari tepi Danau Sentani hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar satu jam menyusuri jalan alternatif.
Danau Love atau dalam bahasa setempat disebut Danau Emfote terletak di ketinggian perbukitan Danau Sentani. Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan dengan temuan ini menguatkan teori bahwa pada masa lalu, Danau Sentani adalah laut.
"Kemudian terjadi proses geologi atau pengangkatan daratan, sehingga perairan Sentani yang sebelumnya berair asin dan terhubung dengan laut, kemudian terpisah oleh perbukitan hasil pengangkatan," kata Hari yang sedang melakukan penelitian di sekitar Danau Sentani, Kamis (8/7).
ADVERTISEMENT
Dalam proses selanjutnya, air asin terbuang menuju laut melalui Sungai Jaifuri, air asin Danau Sentani tergantikan oleh air tawar dari 26 sungai yang bermuara di Danau Sentani, sungai ini bersumber mata air dari pegunungan Cyclops.
Temuan fosil kerang laut di sekitar Danau Love Sentani, Kabupaten Jayapura dalam penelitian Balai Arkeologi Papua. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
Untuk selanjutnya, ikan hiu gergaji Sentani beradaptasi menjadi ikan air tawar. Ikan hiu gergaji terakhir ditangkap nelayan pada 1970-an, setelah itu dianggap punah.
"Ingatan masyarakat Sentani tentang ikan hiu gergaji ini, saat ini dapat dijumpai dalam karya seni Sentani yaitu dilukiskan pada kulit kayu atau tiang rumah tradisional," Hari menambahkan.