Geisler AP, Petinju Papua Terancam Kehilangan Sabuk WBC

Konten Media Partner
10 Juli 2019 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geisler AP (memakai topi), petinju asal Papua. (BumiPapua.com/Fitus)
zoom-in-whitePerbesar
Geisler AP (memakai topi), petinju asal Papua. (BumiPapua.com/Fitus)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Juara tinju WBC Asia Pasifik, Geisler AP terancam gagal ikut pertandingan antara dirinya dan Muhamad Bilal yang merupakan juara WBC Pakistan, jika tidak mendapatkan sponsor untuk membiayai pertandingan yang jadwalkan akan berlangsung 20 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Geisler AP yang didampingi manager dan juga ketua panitia penyelenggara mengaku hingga kini belum mendapatkan sponsor yang bisa membiayai pertandingan yang akan diadakan di GOR Waringin, Kota Jayapura.
Dia mengaku biaya yang harusnya dikeluarkan untuk membiayai pertandingan berkisar Rp500 juta, termasuk mendatangkan petinju asal Pakistan Muhammad Bilal dan juga sejumlah partai tambahan dan perangkat pertandingan.
“Kami baru mampu 30% biaya untuk menggelar pertandingan. Sementara yang lainnya belum bisa dipenuhi karena terkendala dana,” ujarnya.
Sejumlah dana yang harus dikeluarkan sebagai penyelenggara digunakan untuk menyewa ring, menyewa tempat, makan minum bagi tim dari luar, kontrak petinju.
"Jika sampai hari H tidak ada sponsor, maka sabuk WBC akan diambil kembali. Kami berharap satu minggu kedepan ada donatur yang membantu untuk melaksanakan event ini. Kami punya waktu untuk membayar Rp215 juta tersisa 5 hari lagi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Geisler dalam aturan induk organisasi, sebagai juara, ia harus bertanding mempertahankan gelar WBC sekurang-kurangnya 4 bulan sekali. Jika tidak, maka gelar yang dimilkinya akan ditarik kembali.
"Pertandingan melawan Muhamad Bilal tidak saja mempertahankan gelar WBC tetapi juga mendapatkan gelar WBA," katanya.
Sebelum pada 30 Maret 2019, Geisler AP meraih gelar juara WBC melawan petinju Thailand. Geisler berjuang dengan gigih mendapatkan juara WBC, ia berjuang mulai dari peringkat 15 sampai juara 1.
Selain kendala biaya, masalah lain untuk Geisler menggelar even ini adalah menunggu surat rekomendasi atau ijin keramaian dari pihak kepolisian. Hal ini sebagai salah satu prasyarat menentukan jadi atau tidaknya pertandingan.
“Bapak Kapolres tolong pertimbangkan untuk mengeluarkan surat ijin keramaian,” kata Geisler.
ADVERTISEMENT
Persiapan secara teknis, menurutnya sudah sangat siap walaupun tim relawan masih bekerja untuk melakukan penggalangan dana.
Jika even ini dilakukan di GOR Waringin, harga tiket tertinggi untuk VIP berkisar Rp 3 juta dan kelas ekonomi Rp500 ribu. (Fitus)