Gigi Manusia Prasejarah Ditemukan di Tepi Danau Sentani, Papua

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gigi manusia prasejarah yang ditemukan peneliti Papua di Situs Yomokho yang berada di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, sekitar tepi Danau Sentani. (Foto dok Balai Peneliti Arkeolog Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Gigi manusia prasejarah yang ditemukan peneliti Papua di Situs Yomokho yang berada di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, sekitar tepi Danau Sentani. (Foto dok Balai Peneliti Arkeolog Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Ekskavasi hari ke-18 pada kedalaman 110 centimeter penelitian yang dilakukan Tim Balai Arkeologi Papua di Situs Yomokho yang berada di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua, berhasil menemukan gigi manusia prasejarah.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, mengatakan temuan gigi manusia prasejarah itu telah dianalisis oleh Marlin Tolla dari Max Planck Institute Jerman. Menurut Marlin, gigi yang ditemukan berdasarkan bentuk mahkota dan akarnya merupakan gigi manusia prasejarah.
"Dari susunan sedikit enamel hingga ke dentin, lebih ke molar bagian atas. Tapi dari sisa mahkotanya menunjukkan ukuran mahkota tidak terlalu tinggi serta ukuran bagian akar yang pendek, hal ini adalah molar ketiga bagian atas,” jelas Hari di Jayapura, Sabtu (19/10).
Hari mengakui, Situs Yomokho yang ada di Kampung Dondai merupakan situs hunian Neolitik di tepi Danau Sentani. Dalam penelitian ini, selain ditemukan gigi manusia, juga ditemukan pecahan gerabah, tulang, gigi babi, tulang ikan, arang, kapak batu, dan alat batu tokok sagu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data arkeologi yang ditemukan, kata Hari, menunjukkan bahwa pada masa lalu, manusia yang tinggal di Situs Yomokho mengolah dan mengkonsumsi sagu.
“Kapak batu untuk menebang pohon sagu, alat batu untuk menokok sagu, dan gerabah digunakan sebagai wadah untuk mengolah sagu menjadi papeda. Sebagai sumber protein, mereka hidup berburu babi di hutan dan menangkap ikan di Danau Sentani,” jelas Hari.
Tiang rumah prasejarah di Situs Ayauge di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. (Foto dok Balai Arkeolog Papua)
Sebelumnya, kata Hari, pada penelitian 2018, Balai Arkeologi Papua juga menemukan tiang-tiang rumah dari kayu soang (xanthostemon sp.) masa prasejarah di Situs Ayauge, perairan Danau Sentani bagian barat, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua. "Tiang-tiang ini merupakan bekas hunian prasejarah berupa rumah panggung di atas permukaan air,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hari, penelitian ini merupakan penelitian lanjutan di Situs Ayauge. Pada penelitian 2018 itu, hanya dilakukan survei permukaan air saja, sehingga hanya diketahui adanya bekas-bekas tiang rumah. “Tapi penelitian Oktober 2019 ini, lebih difokuskan pada peninggalan yang berada di bawah air. Penelitian ini melibatkan nelayan tradisional Sentani yang terbiasa dengan menyelam, yaitu menangkap ikan dengan menyelam,” terangnya.
Selain tiang rumah, kata Hari, di Situs Ayauge berhasil mendapatkan pecahan gerabah berdinding tebal, alat tulang, dan mata panah terbuat dari kayu soang.
“Kayu soang dikenal sebagai kayu keras dan mampu bertahan lama hingga ratusan tahun. Sehingga secara tradisional oleh masyarakat Sentani dijadikan sebagai tiang rumah dan peralatan hidup lainnya,” jelas Hari.
Di Situs Ayauge di Distrik Waibu, Kabuaten Jayapura terdapat kayu soang pada permukaan air Danau Sentani. (Foto dok Peneliti Arkeolog Papua)
Menurut Hari, berdasarkan pengamatan terhadap pecahan gerabah di Situs Ayauge, memiliki ketebalan yang sama dengan gerabah yang ditemukan di Situs Megalitik Tutari, Doyo Lama. Hal ini diperkirakan berasal dari tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
Secara tradisional, kata Hari, gerabah di Sentani diproduksi di Kampung Abar, Sentani tengah. Namun hasil analisis X-Ray Diffraction (XRD) terhadap gerabah Abar dan gerabah Situs Megalitik Tutari, kandungan mineral pada tanah liat kedua gerabah tersebut tak sama. Hal ini membuktikan bahwa gerabah Situs Megalitik Tutari dan Situs Ayauge tak dibuat di Abar.
"Berdasarkan temuan terbaru berupa gerabah motif buaya di Situs Yope, maka diperkirakan gerabah Situs Megalitik Tutari dan gerabah Situs Ayauge dibuat di Yope, Danau Sentani bagian barat,” jelas Hari.
Kepala Balai Arkeologi Papua, Gusti Made Sudarmika mengatakan, sampai saat ini baru sebagian wilayah Danau Sentani yang sudah diteliti. Sehingga pada tahun-tahun selanjutnya akan dilakukan penelitian yang lebih intensif dan menjangkau wilayah Danau Sentani yang lebih luas, terutama wilayah yang belum dijangkau penelitian.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, situs-situs yang pernah disurvei, untuk interpretasi yang lebih luas, maka akan dilakukan ekskavasi atau penggalian, terutama di situs-situs hunian awal prasejarah di Danau Sentani,” jelas Sudarmika. (Fitus Arung)
Ilustrasi gigi. Foto: Pixabay