Kebutuhan Darah di Kota Jayapura Cukup Tinggi

Konten Media Partner
14 Maret 2019 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantong darah (Foto-Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kantong darah (Foto-Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua klaim kebutuhan darah di Kota Jayapura cukup tinggi, yakni 50-60 kantong per hari. Sehingga PMI setempat sering kekurangan stok darah.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Ketua Bidang Kesehatan dan Donor Darah PMI Provinsi Papua, Dr. Raflus Doranggi, meski aksi donor darah yang kerap dilakukan juga sering, tapi tingginya kebutuhan tak dapat mencukupi kebutuhan darah tiap harinya, sehinga selalu kehabisan stok darah.
"Darah yang dikumpulkan dalam aksi donor darah tak bisa bertahan lama, dalam sehari langsung habis. Ini karena angka permintaan yang cukup tinggi dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Kota Jayapura," kata Raflus, Kamis (14/3).
Apalagi, kata Raflus, tak semua darah dari hasil donor dapat dipergunakan sebab ada beberapa penyakit menular yang biasa diderita pendonor, contoh seperti penyakit sipilis (penyakit kelamin).
"Yang paling banyak itu penyakit sipilis, kemudian HIV-AIDS. Ini yang biasa kita temukan saat proses screaning. Jadi kalau sudah terdeteksi penyakit, maka tak dapat digunakan dan langsung dimusnahkan dengan oven bersuhu tinggi. Jumlahnya cukup banyak yang seperti itu," jelas Raflus.
ADVERTISEMENT
Raflus menilai kesadaran warga Kota Jayapura untuk mendonorkan darah cukup baik, meski PMI masih sering kekurangan darah. Tapi dia berharap partisipasi pendonor lebih ditingkatkan lagi, minimal 60 hari setelah donor.
"Intinya sikap peduli warga, kita bisa lihat dari aksi donor darah ini juga. Hanya saja realita kita memang masih kekurangan darah. Kami berharap kondisi ini dipahami masyarakat Kota Jayapura, dan intensitas donor bisa ditingkatkan," imbaunya.
Sementara untuk pengambilan darah di PMI, kata Raflus, masyarakat akan dikenakan biaya Rp360 ribu per kantong jika tak memiliki BPJS, biaya itu untuk membayar jasa screaning laboratorium.
"Biaya itu untuk menggantikan jasa screaning di laboratorium. Jadi darah yang diambil sudah layak pakai. Tetapi kalau memiliki BPJS, jelas tak bayar alias gratis," jelas Raflus. (Liza)
ADVERTISEMENT