Kedua Kalinya, KPU Papua Minta Perpanjangan Waktu Pleno Rekapitulasi

Konten Media Partner
16 Mei 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pleno rekapitulasi suara tingkat Provinsi Papua. (BBumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Pleno rekapitulasi suara tingkat Provinsi Papua. (BBumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Kali kedua, KPU Provinsi Papua minta perpanjangan waktu, untuk melakukan rapat pleno rekapitulasi suara tingkat provinsi, karena belum rampungnya rekapitulasi 29 kabupaten/kota di Papua.
ADVERTISEMENT
Permintaan perpanjangan waktu bagi KPU Papua telah diminta dua kali. Sesuai jadwal harusnya rekapitulasi 29 kabupaten/kota berakhir pada Minggu (12/5). Namun karena belum selesai, KPU Papua meminta perpanjangan waktu hingga Rabu (15/5). Lagi-lagi dengan perpanjangan waktu ini, KPU Papua minta perpanjangan waktu kemabli kepada KPU RI.
Banyaknya interupsi dari saksi Parpol maupun saksi DPD, membuat molornya penetapan perolehan suara dari satu kabupaten.
Misalnya saja, saat pleno KPU Kabupaten Yahukimo, hampir semua saksi Parpol memprotes hasil penghitungan suara dan mengisi formulir keberatan, karena banyaknya suara yang berubah saat pleno rekapitulasi di tingkat Provinsi Papua.
Ketua KPU Provinsi Papua, Theodorus Kossay mengatakan suara yang berubah banyak terdapat pada tingkat tingkat distrik (PPD).
ADVERTISEMENT
"Semua keberatan, silahkan diajukan lewat melaknisme hukum. Silahkan saksi, caleg atau parpol, mengisi formulir keberatan dan mengadukan ke bawaslu," kata Theodorus, Kamis (16/5).
Saat ini, dari 29 kabupaten/kota, tersisa 3 kabupaten/kota yang belum melakukan pleno rekapitulasi tingkat distrik, yakni Kota Jayapura, Kabuparten Yapen dan Kabupaten Intan Jaya.
Komisioner Bawaslu Papua, Ronald Manoch sangsi rekapitulasi akan selesai tepat waktu, karena banyaknya perubahan suara yang dilakukan tingkat distrik.
"Kota Jayapura rekapnya belum masuk, sedangkan Yapen masih penyandingan data. Harusnya hari ini selesai pleno tingkat provinsi. Nyatanya ini tak mungkin," jelas Ronald. (Katharina)