Kepala Distrik dan Guru di Tailarek Jayawijaya Tak Ngantor 10 Tahun

Konten Media Partner
12 Maret 2019 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lamas Hilapok, warga Distrik Tailarek Jayawijaya, bersama dengan Bupati Wamena, Jhon Richard Banua. (BumiPapua.com/Stefanus)
zoom-in-whitePerbesar
Lamas Hilapok, warga Distrik Tailarek Jayawijaya, bersama dengan Bupati Wamena, Jhon Richard Banua. (BumiPapua.com/Stefanus)
ADVERTISEMENT
Wamena, bumipapua.com – Warga dari Distrik Tailarek, Kabupaten Jayawijaya, mendatangi kantor bupati setempat. Aksi ini dilakukan untuk menuntut dua orang kepala sekolah, para guru, dan kepala distrik untuk segera dicopot karena tak pernah ada di tempat tugasnya. Kondisi ini telah terjadi hampir 10 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Di hadapan Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, warga mengeluhkan tidak ada pelayanan pemerintahan distrik, pelayan kesehatan, serta pelayanan pendidikan selama 10 tahun. Ini sama saja tak pernah ada kehadiran negara di Distrik Tailarek.
Lamas Hilapok, Kepala Kampung Pokiek yang merupakan koordinator aksi demo, mengungkapkan aksi yang dipimpinnya sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap minimnya pelayanan kesehatan serta terpuruknya aktivitas pendidikan. Dirinya meminta Bupati Jayawijaya segera mencopot petugas di daerah itu.
Aksi unjuk rasa menuntut pergantian kepala distrik hingga kepala sekolah dan tenaga medis di Distrik Tailarej, Jayawijaya. (BumiPapua.com/Stefanus)
Saat ini, Distrik Tailarek terdapat dua sekolah di SD Impres Tailarek dan SD Negri Taila. Sementara pelajar di distrik itu tak pernah bersekolah, lantaran para guru yang seharusnya mengajar tak pernah datang ke sekolah.
“Selama ini, peserta ujian yang ikut ujian nasional justru dari Kabupaten Lanny Jaya, Nduga, Yalimo. Itu pun untuk ujian ijazah paket,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, berjanji akan segera mengganti kepala distrik dan kepala sekolah, serta akan menambah tenaga kesehatan untuk melayani dua puskemas di Distrik Tailarek.
“Pemuda-pemuda yang bergelar sarjana namun belum kerja, akan diangkat menjadi guru honorer, sehingga bisa bertugas di sekolah itu,” katanya.
Kata Jhon, sementara untuk pergantian kepala sekolah dan kepala distrik akan dievaluasi untuk pengusulan anak asli Tailarek yang sudah menjadi ASN. (Stefanus)