Komarudin Watubun Pidato Pelestarian Ekosistem di Sidang PBB

Konten Media Partner
19 Februari 2020 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPR RI  daerah pemilihan Papua, Komarudin Watubun berpidato pada Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations di Gedung PBB Amerika Serikat. (Dok: Komarudin Watubun)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI daerah pemilihan Papua, Komarudin Watubun berpidato pada Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations di Gedung PBB Amerika Serikat. (Dok: Komarudin Watubun)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Anggota DPR RI daerah pemilihan Papua, Komarudin Watubun menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations dilaksanakan 17-18 Februari 2020 di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Bung Komar sapaan akrabnya hadir dalam sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations bersama 3 orang anggota DPR RI lainnya yakni Mardani Ali Sera dari Fraksi PKS, Putu Supadma Rudana, dari Fraksi Partai Demokrat serta ketua rombongan Fadli Zon dari Fraksi Gerindra.
Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations tahun ini mengangkat tema “Emerging Challenges to Multilateralism: a Parliamentary Respons. Education as a Key to Peace and Sustainable Development"
Berikut pidato lengkap Komarudin Watubun yang dibacakan dalam 5 menit pada sidang tersebut.
Membangun Perdamaian Dunia dan Pelestarian Ekosistem Global
Sidang Tahunan Parlemen PBB 2020 yang saya muliakan. Izinkan saya, wakil Rakyat dari Negara Republik Indonesia, menyampaikan usul strategi pendidikan perdamaian dan pelestarian ekosistem planet bumi. Selama ini, kita hidup di rumah yang sama, "planet bumi".
Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations dilaksanakan 17-18 Februari 2020 di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York Amerika Serikat.
Kini ada dua tanda krisis kehidupan di planet bumi: air sehat dari tanah semakin langka, mahal, dan lapisan ozon terkoyak di langit.
ADVERTISEMENT
Kita membaca pesan zaman: Dari Heraclitus asal Yunani abad 6 SM, panta rhei, alam semesta terus mengalir dan berubah; Archimedes mengajarkan eureka, menemukan nilai kebenaran melalui alam; Lao Tzu abad 4 SM tentang keabadian alam, karena selalu memberi, tidak hidup untuk dirinya; Nabi Muhammad abad 6-7 M mengajar pelestarian pohon di Mekah dan Madinah; Abad ke-21, Dr. Mangawari Waathai asal Kenya mengajar perdamaian dengan menanam pohon; Mei tahun 2015, Negara Vatikan merilis Laudato Si tentang merawat nilai kehidupan di bumi.
Sesi Parlemen Tahunan yang Terhormat. Negara adalah sesuatu yang bernyawa. Maka pendidikan berkenaan dengan suatu yang bernyawa, nilai kehidupan manusia. Saudara kita asal Jepang menyebut Tsugiki untuk meraih hasil kualitas terbaik melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia memiliki suatu Philosofische Grondslag dan Weltanschauung tentang nilai-nilai dasar kehidupan yaitu Pancasila sebagi dasar dan arah membangun perdamaian dan pelestarian kehidupan di dunia.
Bung Komar sapaan akrabnya hadir dalam sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations bersama 3 orang anggota DPR RI lainnya.
Kini saya mengulang pesan Presiden kami, Ir. Soekarno, tahun 1960 di depan Majelis Umum PBB, New York, To Build The World A New berdasarkan Pancasila. Yaitu Believe in God, (2) humanity, (3) unity, (4) democracy, dan (5) Social-justice.
Filsafat Pancasila mempersatukan kami, hidup damai sebagai Bangsa Indonesia dari 1.331 suku, 1.100 bahasa daerah, 263 juta jiwa di 17.499 pulau. Anak-anak kami belajar merawat budaya, kearifan, musyawarah, mufakat, dan pelestarian lingkungan melalui peribahasa, permainan, dan 1.500 olahraga budaya bhinneka tunggal ika sesuai prinsip egg of sustainability budaya dari bahan alam ramah lingkungan: tanah, air, biji-bijian, bambu, kayu, dan buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Bagi Bangsa Indonesia, revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi atom dan industri 4.0 harus mampu menjelmakan Pancasila yang digali dari nilai-nilai kehidupan asal bumi. Menurut konstitusi, kami mengalokasi 20% Anggaran Belanja Negara ke sektor pendidikan.
Kini dan ke depan, menurut pandangan kami, pilihan strategis adalah pendidikan sains dan teknologi tanah, air, pohon dan gas secara simultan-berkelanjutan dan kendali pertumbuhan penduduk guna membangun perdamaian, memulihkan dan melestarikan biosfer, atmosfer dan hidrosfer kehidupan planet bumi. Sekian dan terimakasih. **
Kamarudin Watubun, SH, MH
DPR RI 2019-2024
New York, USA, February 18, 2020.