Kondisi Keamanan Belum Stabil, 1000-an Turis Batal ke Jayapura

Konten Media Partner
16 September 2019 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Jayapura. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Seribuan wisatawan batal berkunjung ke Kota Jayapura, pasca rusuh yang terjadi pada Kamis (29/8).
ADVERTISEMENT
Manager Pelayanan Barang dan Aneka Usaha PT Pelindo IV, Eddy Heriyanto menyebutkan sesuai rencana seribuan wisatawan mancanegara akan singgah ke Kota Jayapura dengan menumpangi Kapal pesiar Vandam dari Perusahaan Amerika Holand pada (12/9) lalu. Namun hingga saat ini tak ada informasi lanjutan.
“Jika kapal pesiar jadi datang, akan memberikan income bagi Pelido IV serta bagi pemilik tempat wisata atau pedagang souvenir hingga wisatawan dapat menikmati kuliner lokal. Sangat disayangkan kapal pesiar batal masuk. Padahal ini momen yang baik, setelah lama kapal pesiar tak masuk ke Papua,” ujar Eddy, Senin (16/9).
Eddy memastikan kapal pesiar ini tak masuk ke Papua, sebab jika kapal akan bersandar, pasti sesuai jadwal dan tepat waktu, sebab semua jadwal dalam pelayarannya sudah diatur.
ADVERTISEMENT
“Jika ingin bersandar, maka dilakukan jadwal ulang, sebab hingga kini Pelindo belum mendapatkan informasi lanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, tour guide senior di Papua, Isak Wendesi memastikan 1.000-an wisatwan batal singgah ke Kota Jayapura, pasca aksi unjuk rasa anarkis beberapa waktu lalu.
“Kondisi keamanan mempengaruhi pembatalan kunjungan wisatawan asing. Termasuk ada juga larangan dari pemerintah pusat yang belum mengijinkan kapal itu bersandar di Pelabuhan Jayapura. Apalagi Kantor Bea dan Cukai habis dibakar pendemo,” ujarnya.
Isak menyesalkan kejadian ini, sebab Kota Jayapura bisa mendapatkan keuntungan yang banyak dengan kedatangan wisatawan mancanegara, termasuk memperkenalkan budaya Papua ke mancanegara.
“Masih ada 10 kapal yang belum masuk ke Papua. Kapal-kapal ini berasal dari negara Amerika dan Belanda. Semoga Papua mendapatkan jadwal kapal-kapal ini menyinggahi Bumi Cenderawasih,” ujarnya. (Pratiwi)
ADVERTISEMENT