KPUD Dogiyai Keluhkan Upah Minim Pelipatan Surat Suara

Konten Media Partner
6 Maret 2019 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemuda gereja dilibatkan dalam pelipatan surat suara di KPUD Dogoyai. (Dok: KPUD Dogiyai)
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda gereja dilibatkan dalam pelipatan surat suara di KPUD Dogoyai. (Dok: KPUD Dogiyai)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – KPUD Kabupaten Dogiyai kesulitan mencari orang untuk melakukan pelipatan surat suara. Salah satu sebabnya adalah per lembar surat suara hanya dihargai Rp 700. Harga yang sama diberlakukan seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua KPUD Dogiyai, Andarias Gobai menuturkan upah yang diberikan Rp 700 per lembar kertas suara dirasa sangat minim untuk masyarakat di Dogiyai. Idealnya menurut Andarias per kertas suara dihargai Rp 5.000 – Rp 10 ribu.
“Warga yang dimintai tolong bahkan ada yang menyatakan lebih baik ngojek saja daripada lipat surat suara,” jelasnya, Rabu (6/3).
Untuk menyiasatinya, KPUD Dogiyai akan mendekati pemuda gereja atau masjid di Dogiyai, bahkan mengerahkan relawan demokrasi.
Saat ini, penyortiran dan pelipatan kertas suara dilakukan di Nabire yang berjarak 12 jam perjalanan darat ke Dogiyai. KPUD setempat sengaja melakukan pelipatan dan penyortiran surat suara di tempat itu, karena tak ada lokasi yang cukup luas di Dogiyai.
ADVERTISEMENT
"H-20 atau H-21 logistik ini akan didrop ke Dogoyai dengan jalan darat," kata Andarias.
Libatkan Pelajar
Pelipatan kertas suara di Mappi dengan melibatkan 222 pelajar SMA/SMK. (Dok: Polda Papua)
Sementara itu, KPUD Mappi melibatkan ratusan siswa SMK dan SMU di Kepi untuk pelipatan surat suara Pemilu 2019. Pelipatan dilakukan di Gedung Qaindauri Kepi, Kabupaten Mappi.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMUN 1 Obaa, Priyatno menyebutkan ada 222 siswa yang dilibatkan dalam pelipatan surat suara. Kata Priyatno dalam pelipatan surat suara lebih aman dan diawasi. Target pelipatan dilakukan selama 2 hari.
“Siswa yang masih berusia muda dianggap lebih cepat dalam bekerja, sekaligus untuk menanamkan edukasi politik sejak dini,” jelasnya.
Priyatno menambahkan beberapa kali siswa di sekolahnya diminta oleh KPUD Mappi untuk melipat surat suara. Sebelum melakukan pelipatan, para siswa diberi penyuluhan oleh anggota KPU.
ADVERTISEMENT
Kemudian kegiatan pelipatan dilakukan sesuai dengan jam sekolah dan berakhir pukul 17.00 WIT. Selain para siswa, ada juga relawan demokrasi serta masyarakat umum yang melakukan pelipatan surat suara.
“Siswa antusias mengikuti proses demokrasi ini. Apalagi para siswa masuk pemilih pemula yang baru pertama kali melakukanpencoblosan,” ujarnya. (Lazore)