Listrik 13 Kampung di Raja Ampat Akhirnya Menyala 24 Jam

Konten Media Partner
22 April 2021 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
13 kampung di Raja Ampat nikmati penernagan listrik dari PLN. (Dok PLN Papua dan Papua Barat)
zoom-in-whitePerbesar
13 kampung di Raja Ampat nikmati penernagan listrik dari PLN. (Dok PLN Papua dan Papua Barat)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- PLN resmi mengoperasikan 10 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk melistriki 13 kampung di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Pembangkit dengan total kapasitas 710 kWp digunakan untuk melistriki Kampung Solol, Bianci, Beo, Kalitoko, Wejim Timur, Wejim Barat, Satukurano, Atkari, Limalas Timur, Limalas Barat, Kayerepop, Kapatcol, dan Aduwey.
Hingga kini, total pelanggan yang mendapatkan listrik dari pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebanyak 80 pelanggan. Setiap harinya seluruh PLTS dapat menyuplai listrik untuk masyarakat kampung selama 24 jam.

Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan

PLTS di Raja Ampat. (Dok PLN Papua dan Papua Barat)
Asisten II Ekonomi Pembangunan Kabupaten Raja Ampat, Noah Komboy berterima kasih kepada PLN, karena telah menghadirkan listrik untuk masyarakat kampung.
"Ini menjadi salah satu pelayanan terbaik PLN untuk membantu kegiatan masyarakat menjadi lebih produktif. Terobosan ini dapat berjalan baik berkat sinergi pemerintah dan PLN," katanya, Kamis (22/4).
Noah bilang hadirnya listrik dapat membantu perekonomian warga dan juga aktivitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak dapat belajar dengan nyaman di malam hari, setelah sebelumnya harus menggunakan pelita atau mesin genset untuk menerangi rumah mereka," ujarnya.
Pemkab Raja Ampat berharap masyarakat dapat menjaga dan merawat aset yang telah dibangun oleh PLN, sehingga manfaatnya dapat terus dirasakan.
Nele Dimara, salah satu masyarakat Kampung Solol, Raja Ampat mengaku senang dengan penerangan listrik PLN selama 24 jam di kampungnya.
"Sebelumnya kami sangat sulit penerangan, masyarakat ada yang menggunakan pelita, ada yang yang menggunakan genset untuk penerangan. Tapi dengan hadirnya listrik dari PLTS, aktivitas kami di kampung menjadi mudah, khususnya pada malam hari," ujarnya.

Energi Terbarukan

Warga pada 13 kampung membantu PLN dalam mengangkat material pembangunan PLTS di Raja Ampat. (Dok PLN Papua dan Papua Barat)
Manager PLN UP3 Sorong, Martha Adi Nugraha menjelaskan proses pembangunan PLTS dimulai sejak Februari 2021 hingga mulai diresmikan pada pertengahan April.
ADVERTISEMENT
PLN memiliki tantangan dalam melistriki kampung di Raja Ampat, salah satunya sejumlah kampung yang tak memiliki dermaga kapal, sehingga mengharuskan pendistribusian material ke lokasi menggunakan speedboat kecil.
"Puji tuhan semua berjalan lancar. Ini merupakan komitmen dan semangat kami dalam menerangi Papua," ungkapnya.
Sesuai kebutuhan awal pelanggan, rata-rata daya yang terpasang di setiap rumah adalah 900 VA. Masyarakat nantinya dapat melakukan tambah daya jika membutuhkan daya yang lebih besar.
PLN terus berupaya melistriki seluruh wilayah Papua dan Papua Barat. Penggunaan PLTS sebagai pembangkit tenaga listrik menggunakan EBT merupakan salah satu wujud nyata transformasi PLN pada poin Green. Hal ini juga menjadi upaya PLN dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia.