Mantan Panglima OPM Siap Kawal KPK Tangkap Koruptor di Papua

Konten Media Partner
7 Desember 2021 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lambert Pekikir, mantan panglima OPM wilayah Markas Victoria Papua Nugini.
zoom-in-whitePerbesar
Lambert Pekikir, mantan panglima OPM wilayah Markas Victoria Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM-Lambert Pekikir, mantan panglima OPM wilayah Markas Victoria yang berbatasan dengan negara Papua Nugini menyambut baik komitmen Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa untuk penanganan keamanan di Bumi Cenderawasih.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam kunjungannya pekan lalu ke Kodam XVII Cenderawasih menyampaikan pola pendekatan baru dalam meredam konflik di Papua, salah satunya dengan penanganan secara teritorial dan komunikasi sosial.
Pola ini, kata Panglima TNI, bisa menghindari korban jiwa, baik dari aparat TNI-Polri, masyarakat, maupun pihak KKB dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
"Jika koruptor tak ditangkap, mereka akan tetap membiayai kelompok bersenjata di Papua. KKB menggunakan dana korupsi untuk membeli senjata di luar negeri. Begitu memperoleh senjata, mereka dengan leluasa membuat onar, juga melindungi koruptor," katanya, Selasa (7/12).
Akibatnya, Komisi Pemberantasan Korupsi atau aparat penegak hukum lain, tidak berani menangkap koruptor yang dilindungi KKB.
“Koruptor makan (untung) banyak. KKB di hutan tidak sadar kalau dia tidak dapat apa-apa. KKB hanya dimanfaatkan, terpelihara secara rapi dan sistematis, ketika KPK mau dobrak, salah-salah (tidak berani)," ujar Lambert.
ADVERTISEMENT
Ia berjanji, saat KPK memeriksa koruptor yang membiayai kelompok bersenjata, bersama dengan para tokoh, dirinya akan mengawal dan melindungi KPK.
“KPK jangan takut ke Papua, kita akan kawal KPK sewaktu menangkap para koruptor itu,” jelasnya.
Lambert meminta Panglima TNI bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia beriringan dalam pemberantasan korupsi di Papua.
“Mereka (KKB) menembak, membuat situasi rusuh (tidak aman) agar aparat hukum tidak dapat memeriksa koruptor. Ada hubungan atau keuntungan disitu, antara pejabat Papua yang membiayai kelompok bersenjata dan KKB, seakan-akan saling melindungi,” paparnya.
Lambert mengungkapkan, selama 20 tahun berjuang, sekalipun ia tak pernah menerima uang dari pejabat Papua.
“Saya tinggal di tanah saya dekat perbatasan Papua Nugini, tanpa uang, tanpa apa-apa. Saya tidak pernah beli senjata otomatis dari Bougenville. Tapi hari ini, kelompok lain membeli senjata, itu uang darimana?” tanyanya.
ADVERTISEMENT