Mengantisipasi Polio di Perbatasan Papua Nugini

Pagar perbatasan Negara Papua Nugini (PNG) dengan Indonesia di Skouw, Papua. (BumiPapua.com/Lazore)

Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Mengantisipasi kejadian luar biasa penyakit Polio dari negara tetangga Papua Nugini (PNG), Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Papua menandatangani kerjasama nota kesepahaman dengan Departemen Kesehatan PNG di Port Moresby, PNG, belum lama ini.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai, kerja sama ini dilakukan untuk mengantisipasi penyakit Polio yang saat ini penyakit itu kembali ditemukan di PNG, walau secara umum di dunia, penyakit polio sudah tereliminasi pada tahun2006 lalu.

“Dalam kerjasama kesehatan RI-PNG ini beberapa poin kesepakatan bersama yang disetujui, diantaranya menempatkan tenaga kesehatan pada daerah terisolasi di lima daerah lintas batas dua negara, yakni di Merauke, Boven Digoel, Pegunungan Bintang dan Keerom. Sementara Kota Jayapura sifatnya hanya koordinasi saja,” jelas Aloysius di Kota Jayapura, Papua, Rabu, (26/9).

Selain itu, kata Aloysius, dalam perjanjian itu disepakati anak umur nol bulan atau sambilan bulan sampai di bawah 15 tahun, jika melakukan perjalanan dari PNG ke Papua atau sebaliknya dari Papua ke PNG harus membawa sertifikat atau surat bebas penyakit Polio.

“Setiap anak membawa surat keterangan telah diimunisasi Polio atau bebas dari Polio begitupun sebaliknya dengan melibatkan Puskesmas perbatasan atau Pos Kesehatan Batas Negara,” ungkap Aloysius.

Kesepakatan lainnya, kata Aloysius, tiap tiga bulan sekali dilakukan pertemuan lintas negara antara PNG dan Indonesia. “Desember 2018 nanti akan dilakukan pertemuan di Kota Jayapura dan Maret 2019 di Vanimo, PNG. Ini tak saja mengenai Polio, tapi juga penanganan pembangunan kesehatan pada umumnya,” jelasnya. (Fitus)