Narapidana Korupsi di Papua Antusias Ikut Pemilu Susulan

Konten Media Partner
18 April 2019 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Narapidana korupsi di Papua yang antusias ikut memilih. (BumiPapua.com/Liza)
zoom-in-whitePerbesar
Narapidana korupsi di Papua yang antusias ikut memilih. (BumiPapua.com/Liza)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Seratusan narapidan koruptor antusias melakukan pencoblosan susulan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Abepura, Kota Jayapura. Warga binaan di lapas tersebut harus rela menunggu hingga hari ini, untuk menyalurkan hal pilihnya pada pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Diantara deretan yang duduk paling depan terlihat mantan Bupati Kepulauan Yapen, Yesaya Buinei, mantan Sekda Kota Jayapura RD Siahaya, dan mantan Bupati Biak, Yusuf Melianus Maryan.
Mantan Sekda Kota Jayapura, RD Siahaya menyebutkan siapapun yang menang untuk pemilu tahun ini, semoga membawa kebaikan untuk Indonesia. “Semoga pilihan yang kami berikan dapat bermanfaat,” ucapnya, Kamis (18/4).
Walau begitu, dari 718 orang warga binaan, ada sebanyak 160 orang yang tak dapat menggunakan hak pilihnya. Dalam dua TPS yang ditempatkan di dalam lapas, hanya tercatat 541 orang warga binaan.
Kapala Lapas Abepura, Kornelius Rumboirusi sangat kecewa dengan kinerja KPU Kota Jayapura. Sebab prediksi data warga binaan di lapas sudah diberikan sejak Februari lalu dengan total sebanyak 712 orang.
ADVERTISEMENT
"Data yang kita berikan telah dilaporkan sampai ke pusat. Kita kecewa karena belum ada pemutakhiran data dan KPU masih menggunakan data lama. Sementara kondisi saat ini di lapas sebanyak 718 orang. Data ini kan tidak berbeda jauh dengan prediksi yang diberikan," kata Kornelius, Kamis (18/4).
Kornelius menyampaikan pelaksanaan pemungutan suara di lapas hari ini belum memenuhi syarat, sebab dua TPS yang ada dalam lapas masing-masing TPS 65 tercatat DPT sebanyak 250 dan TPS 66 sebanyak 291, sehingga sisanya sebanyak 160 warga binaan dipastikan tak dapat memilih.
"Kalau mereka protes siapa yang mau bertanggungjawab, kalau hanya 5 - 10 orang mungkin kita bisa maklumi, karena kondisi disini selalu berubah. Tapi yang hari ini tak bis anyoblos ratusan warga binaan," ujarnya. (Liza)
ADVERTISEMENT