Pandemi Corona, Penyaluran Beasiswa Mahasiswa Keerom Terlambat 10 Bulan

Konten Media Partner
21 Oktober 2020 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi beasiswa LPDP. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beasiswa LPDP. Foto: Shutter Stock

Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Beasiswa mahasiswa Kabupaten Keerom senilai Rp 1.050 miliar akan disaluran dalam bulan ini. Beasiswa ini terlambat pencairan 10 bulan lamanya.

ADVERTISEMENT
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Muhammad Ridwan Rumasukun menyebutkan akibat beasiswa belum disaluran, sebagian besar mahasiswa asal Keerom, Provinsi Papua yang tersebar di kota studi di Indonesia belum membayar uang kuliah.
ADVERTISEMENT
"Para mahasiswa penerima beasiswa ini ada di Papua dan luar Papua dan dana ini harus segera disalurkan paling lama bulan ini (Oktober)," jelasnya, usai bertemu Himpunan Mahasiswa Keerom bersama Sekda Keerom dan dinas pendidikan setempat, Rabu (21/10)
Ridwan menjelaskan, informasi dari dinas pendidikan setempat, dana beasiswa belum disalurkan karena masalah teknis, salah satunya pendataan yang harus dilakukan oleh pemda setempat kepada para penerima beasiswa tidak dapat dilakukan karena terjadi pandemi corona.
"Kenapa beasiswa sampai hari ini belum dibayarkan, pertama itu terlambat karena pendataan yang terlambat juga. Pendataan tidak bisa dilakukan karena pandemi. Saat ini tersisa 2 kampus dalam pendataan yakni Universitas Yapis dan STMIK 10 November," kata Ridwan.
Ridwan memastikan proses pendataan dilakukan mulai tingkat distrik hingga kampung, karena pemerintah menginginkan para penerima beasiswa betul-betul mahasiswa yang masih aktif.
ADVERTISEMENT
"Intinya prosedur yang dilakukan itu meminta nama-nama dari distrik, setelah dikompilasi oleh dinas, dicek lagi kembali ke kampung, setelah itu mereka validasi dan lakukan lagi bersama Himpunan Mahasiswa Keerom untuk memastikan benar-benar mahasiswa ini adalah yg masih aktif, bukan pegawai dan berhak mendapatkan bantuan," tuturnya.
Setelah data tersebut selesai, maka nama-nama yang ada akan dipublikasi agar ada kontrol sosial.
Lanjut Ridwan, bila ada yang mengetahui nama yang masuk dalam daftar bukan mahasiswa aktif, maka pemerintah akan melakukan kroscek ulang untuk mengetahui kebenarannya.
"Rencananya satu minggu dari sekarang sudah bisa selesai dan akan dipublis dulu agar masyarakat tahu yang dapat beasiswa itu siapa saja, berapa besarannya, sehingga itu jadi kontrol sosial. Semua bisa memastikan mahasiswa Keerom yg dapat bukan mahasiswa lain," kata Ridwan.
ADVERTISEMENT