PBNU Papua Klarifikasi Kekerasan di Yahukimo

Konten Media Partner
26 Desember 2021 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PWNU Papua, Toni Wanggai dan Ketua PCNU Kabupaten Yahukimo, Umar Makku
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PWNU Papua, Toni Wanggai dan Ketua PCNU Kabupaten Yahukimo, Umar Makku
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Ketua PWNU Papua, Toni Wanggai dan Ketua PCNU Kabupaten Yahukimo, Umar Makku mengklarifikasi korban kekerasan di Dekai, Kabupaten Yahukimo bukanlah Rais Syuriah PCNU Yahukimo, sebagaimana viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Toni menjelaskan adanya berita yang viral atas tewasnya Rais Syuriah PCNU Kabupaten Yahukimo Papua atas nama Kyai Suwito yang diduga dibacok KKB pada Jumat 24 Desember 2021 adalah hoaks.
"Berita ini tidak benar bahwa Kyai Suwito adalah Rais Syuriyah Kabupaten Yahukimo. Tetapi Suwito masih tetap sehat dan menjabat Ketua Himpunan Keluarga Jawa Madura (HKJM) di Kabupaten Yahukimo," katanya, Minggu (26/12).
Sementara yang menjadi korban adalah almarhum bernama Yatiman/Ngatiman Hadi asal Jember, warga kultural NU di Kabupaten Yahukimo.
Wanggai telah mengkonfirmasi langsung kepada Kapolda Papua dan Kapolres Yahukimo, terkait kekerasan yang terjadi di wilayah itu.
Almarhum Ngatiman dianiaya hingga tewas pada Jumat siang, 24 Desember 2021. Korban dibacok di bagian kepalanya oleh OTK di kebun di Kali Brasa Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo hingga pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
ADVERTISEMENT
Wanggai berharap dengan kejadian itu, umat Nadliyin dan umat Islam di mana saja berada tidak terprovokasi dan tetap tenang demi menjaga kedamaian dan kerukanan antar umat beragama di tanah Papua dan di Indonesia apalagi di tengah perayaan natal.
“Kasus ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan diproses hukum seberat-beratnya agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Saya imbau agar umat muslim tetap tenang dan tidak terpancing isu yang memecah belah persatuan,” imbaunya.