PDAM Jayapura Siap Hadapi Unjuk Rasa Terima Aspirasi Masyarakat

Konten Media Partner
24 Februari 2020 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor PDAM Jayapura di Kota Jayapura, Papua. (Foto Liza)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor PDAM Jayapura di Kota Jayapura, Papua. (Foto Liza)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Menanggapi rencana unjuk rasa yang akan dilakukan Aliansi Masyarakat Konsumen Air PDAM atas kekecewaan mereka terhadap pelayanan yang diberikan, pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura mengaku siap menerima aspirasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Pada prinsipnya kami siap, bisa jadi masyarakat yang berunjuk rasa belum mengerti dan paham betul tentang kondisi sistem distribusi PDAM Jayapura yang saat ini kami alami seperti apa," kata Kepala Unit Pelaksana Pelayanan (KUPP) PDAM Cabang Jayapura Selatan, Sulistiyono di Kantor PDAM Jayapura, Senin (24/2).
Sulistiyono mengungkapkan, sejak ia bergabung dengan PDAM Jayapura, kondisi yang dialami saat ini merupakan kondisi yang paling berat. Sebab PDAM Jayapura kesulitan mendistribusikan air, tak hanya di wilayah Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura melainkan hingga ke Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Sedangkan mengenai penjualan air tangki juga sudah dihentikan sejak September 2019. Jika masyarakat melihat mobil air lalulalang itu bukan milik PDAM Jayapura tetapi milik swasta,” jelas Sulistiyono.
ADVERTISEMENT
Sulistiyono menjelaskan, dengan kondisi seperti saat ini pihak PDAM Jayapura harus bekerja ekstra masuk ke sumber air yang berada di dalam hutan untuk mengatur jalur air.
"Ketika kondisi normal, petugas saya masuk kedalam hutan letak sumber air itu 3 hari sekali atau 2 hari sekali tergantung cuaca. Tetapi dalam situasi saat ini petugas saya harus setiap hari masuk, yakni pagi dan sore. Itu harus diatur karena airnya kurang dan aturnya harus di dalam hutan, bukan dipinggir jalan," jelasnya.
Ia mengatakan, sistem distribusi PDAM Jayapura antar intake belum terkoneksi antara sumber, sehingga kelebihan air disatu titik belum tentu bisa dibawa ke titik lain, karena tidak tersedia interkoneksi pipa jaringan dan karena gravitasi atau ketinggian.
ADVERTISEMENT
"Contoh di wilayah kota ngalir 24 jam, kenapa tak dibawa ke Polimak? Itu tak mungkin, karena gravitasi. Demikian juga di Entrop Jaya Asri, debitnya tak mampu karena sama-sama satu sumber. Selain itu juga karena daerah ketinggian. Terkadang masyarakat bertanya dititik satu airnya bagus dan dititik lain tidak, itu karena sistemnya murni gravitasi," paparnya.
Staf Khusus Direksi PDAM Jayapura, Yohan Wanggai pada kesempatan yang sama menyampaikan, intake air yang berada di Entrop sudah berusia 17 tahun dan kini mengalami degradasi air, sebab kondisi hutan di sekitarnya sudah tak seperti dulu.
"Kami sudah melaporkan ke bagian perlindung hutan, tetapi sampai sekarang perlidungan terhadap hutan lindung ini tidak serius. Itu karena adanya pembabakan hutan sehingga membuat debit air tidak tertampung dengan baik," ujar Yohan.
ADVERTISEMENT
Meski pihak PDAM Jayapura sudah memberikan imbauan, kata Yohan, tetapi tak bisa melarang masyarakat sebab hutan itu milik masyarakat adat.
"Jika kami tak memperhatikan hal itu, orang-orang yang bekerja di PDAM Jayapura ini mau bekerja bagaimanapun air tak akan sampai ke pelanggan hingga akhirnya salah persepsi. Mau bilang PDAM Jayapura salah, tapi intake kita tidak ada airnya," ucapnya.