Pembakaran Sekolah di Beoga Puncak, Negara Rugi Rp 7,2 Miliar

Konten Media Partner
12 April 2021 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembakaran sekolah di Beoga, Puncak Papua. (Dok istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pembakaran sekolah di Beoga, Puncak Papua. (Dok istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Dinas Pendidikan Papua menyebutkan negara rugi hingga Rp 7,2 miliar akibat pembakaran 12 ruangan sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Papua.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait menyebutkan untuk membangun satu ruang belajar di wilayah pegunungan tengah Papua dibutuhkan biaya hingga Rp 600 juta.
"Ruangan itu terbuat dari kayu. Lalu, jika 12 ruang kelas dibakar, berarti kerugiannya sekitar Rp 7,2 miliar," jelas Christian, Senin (12/4).
Dinas Pendidikan Papua merinci pembakaran ruang kelas terjadi pada Kamis sore 8 April 2021. KKB Papua membakar 3 ruang SMAN 1 Beoga. Lalu pada Minggu 11 April 2021, KKB Papua kembali membakar 9 ruang di SMP N 1 Beoga.
"Ini sangat fatal dan berakibat anak-anak di Beoga tidak bisa lagi mendapatkan pendidikan seperti di daerah lainnya. Saya heran mengapa KKB melakukan aksi pembakaran sekolah? Sebab di gunung (pegunungan Papua) yang menjadi masalah utama bukan biaya, tetapi tingkat kesulitan untuk mobilisasi bahan bangunan jauh lebih sulit, karena semuanya harus diangkut menggunakan pesawat terbang," jelasnya dia.
ADVERTISEMENT
Dirinya berharap aparat keamanan bisa segera menangkap pelaku pembunuhan 2 orang guru dan juga membakar sekolah di Beoga.
Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal menyebutkan KKB telah melakukan tindakan kriminal.
"Biadab, mereka (KKB) tak pantas melakukan hal itu. Pelaku penembakan dan pembakaran harus ditangkap. Aparat keamanan harus kejar mereka (KKB)," katanya.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri yang menganggap apa yang dilakukan KKB di Beoga telah mengancam masa depan anak-anak di pedalaman Papua.
"Bukan hanya di Beoga, kalau KKB melakukan hal ini di daerah lain di Papua, bisa membuat masa depan Papua suram. Kami harap kejadian serupa tak lagi terjadi," jelasnya.